Perang Rusia Ukraina

Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-285: AS Menilai Putin Sudah Lebih Tahu Kesulitan Pasukannya

Kondisi terkini perang, Senin (5/12/2022): AS menilai Vladimir Putin kini sudah lebih tahu tentang kondisi kesulitan pasukan Rusia di Ukraina.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
Tangkapan Layar The Guardian
Foto Presiden Rusia Vladimir Putin saat memberikan pidato dalam rangka perayaan Hari Kemenangan 'Victory Day' pada Senin, 9 Mei 2022. Kabar terbaru dalam perang Rusia vs Ukraina hari ke-285 pada Senin (5/12/2022) antara lain intelijen Amerika Serikat menilai bahwa Putin kini lebih tahu tentang kondisi kesulitan yang dihadapi pasukannya di medan pertempuran di Ukraina. 

TRIBUNGORONTALO.COM - Perang yang terjadi di antara pasukan militer Rusia dengan Ukraina hingga Senin (5/12/2022) telah berlangsung selama 285 hari.

Kabar terbaru di antaranya adalah intelijen Amerika Serikat menyebut bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin kini lebih tahu tentang kesulitan yang dihadapi pasukannya di medan perang Ukraina.

Putin memulai invasi ini sejak memerintahkan pasukan militernya untuk meluncurkan serangan berskala penuh ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022) lalu.

Invasi ini juga disebut Putin sebagai 'operasi militer khusus' untuk memberantas 'genosida' di Donbas, serta 'demiliterisasi' dan 'denazifikasi' Ukraina.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-283: Kremlin Ungkap Alasan Putin Ogah Berunding dengan Biden

Tetapi dalam perkembangannya, Rusia justru mencaplok 4 wilayah Ukraina yakni Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson sekaligus.

Konflik antara dua negara bertetangga tersebut, sampai saat ini masih berlangsung dan belum terlihat akan segera berakhir.

Bahkan menurut Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, perang Rusia vs Ukraina dapat berlanjut hingga beberapa tahun.

Kabar Terbaru Perang Rusia vs Ukraina

Dilansir TribunGorontalo.com dari The Guardian, berikut sederet kejadian yang perlu diketahui pada hari ke-285 perang Rusia dengan Ukraina:

- Putin sekarang "lebih tahu" tentang kesulitan yang dihadapi pasukannya di Ukraina, kata Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-282: Biden Siap Bicara dengan Putin jika Mau Akhiri Invasi

Berbicara selama forum pertahanan pada akhir pekan, Haines mengindikasikan bahwa Putin tidak lagi terisolasi dari berita buruk yang muncul dari invasinya ke Ukraina.

Menyinggung penilaian sebelumnya bahwa penasihat Putin dapat melindunginya, Haines mengatakan dia "menjadi lebih tahu tentang tantangan yang dihadapi militer".

- AS mengharapkan "tempo yang dikurangi" dalam pertempuran terus berlanjut selama bulan-bulan musim dingin.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-281: Kyiv Klaim Bunuh 500 Pasukan Putin dalam Sehari

AS menambahkan bahwa mungkin ada prospek yang lebih cerah bagi pasukan Ukraina dalam beberapa bulan mendatang.

“Sebagian besar pertempuran saat ini di sekitar Bakhmut dan wilayah Donetsk telah melambat dengan mundurnya Rusia dari wilayah Kherson barat ke timur sungai." kata Haines.

"Dan kami berharap itu akan menjadi apa yang kami lihat dalam beberapa bulan mendatang," sambungnya.

Baca juga: Update Perang Rusia Hari Ke-282: Ukraina Sebut Sekitar 13.000 Tentaranya Gugur Akibat Invasi

- Pertempuran sengit berlanjut di sekitar kota utama Bakhmut di Donbas, tempat pasukan Rusia berjuang selama enam bulan untuk membuat kemajuan minimal.

Laporan di media sosial menunjukkan pasukan Ukraina membuat kemajuan dalam operasi di tepi timur Sungai Dnipro, di seberang Kota Kherson yang baru saja dibebaskan.

Pasukan Ukraina membuat kemajuan setelah pendaratan amfibi yang dilaporkan di Kinburn Spit bulan lalu.

Pasukan Rusia juga mengintensifkan serangan artileri di wilayah Kherson sejak mundur dari tepi barat Dnipro.

Baca juga: Update Perang Hari Ke-280: Serangan Rusia Meningkat, NATO Janjikan Lebih Banyak Bantuan ke Ukraina

- Rancangan resolusi beredar di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengadilan bergaya Nuremberg untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas kejahatan agresi di Ukraina.

Tanda-tanda juga menunjukkan bahwa penentangan AS terhadap proposal tersebut mungkin melunak setelah dilobi oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Beth Van Schaack, Duta Besar AS untuk Peradilan Pidana (Global Global Criminal Justice/GCJ), mengatakan pada minggu ini bahwa:

“Sejauh ini, semua resolusi (majelis umum PBB) tentang Ukraina telah berlaku. Jumlahnya cukup kuat.”

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-280: Kyiv Hampir Kehabisan Persediaan untuk Pulihkan Listrik

Sementara itu, Pengadilan Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC )telah mulai menyelidiki kejahatan perang di Ukraina.

Namun tidak dapat menuntut kepemimpinan Kremlin atas kejahatan agresi yang lebih luas karena Rusia tidak menandatangani undang-undang yang relevan.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-279: Penembakan di Bakhmut hingga Stok Senjata Ukraina Menipis

- Kepemimpinan Iran telah mengunci dirinya ke dalam "lingkaran setan" atas protes dan mempersenjatai Rusia, menurut Utusan Khusus AS untuk Iran Rob Malley.

“Semakin Iran menindas, semakin banyak sanksi; semakin banyak sanksi, semakin Iran merasa terisolasi,” ujar Malley dalam sebuah konferensi di Roma.

“Semakin mereka merasa terisolasi, semakin mereka beralih ke Rusia, semakin banyak sanksi, semakin memburuk iklim, semakin kecil kemungkinan akan ada diplomasi nuklir. Jadi memang benar saat ini semua lingkaran setan memperkuat diri sendiri.” lanjutnya.

Adapun Kepala Intelijen AS Avril Haines mengatakan ada bukti yang mengkhawatirkan bahwa Rusia berusaha memperdalam kerja sama militer dengan Iran.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-278: Zelensky Sebut Pasukan Putin Rencanakan Serangan Rudal Baru

- Rusia tidak akan menjual minyak yang tunduk pada batasan harga Barat bahkan jika harus memangkas produksinya, ungkap Wakil PM Rusia Alexander Novak pada Minggu (4/12/2022).

Sebelumnya, pada Jumat (2/12/2022), G7 dan Australia menyetujui batas harga minyak Rusia di angka 60 dolar per barel atau sekitar Rp 925.000,00 per barel.

Baca juga: Imbas Perang di Ukraina, Uni Eropa Batasi Harga Minyak Rusia 60 Dolar per Barel, Apa Itu Barel?

- OPEC+ setuju untuk mempertahankan target produksi minyaknya pada pertemuan pada hari Minggu kemarin.

OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, membuat marah AS serta negara-negara Barat lainnya pada Oktober.

Yakni ketika setuju untuk memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari, sekitar 2 persen dari permintaan dunia, dari November hingga akhir tahun 2023.

Baca juga: Update Perang Rusia Hari Ke-279: Persediaan Senjata Ukraina Menipis, AS Berencana Pasok Bom Murah

- Lebih dari 500 wilayah Ukraina tetap tanpa listrik pada hari Minggu setelah beberapa pekan serangan udara Rusia menghantam jaringan listrik, kata seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Ukraina.

- Ukraina memberlakukan sanksi terhadap 10 tokoh agama senior yang terkait dengan gereja pro-Rusia.

Sanksi ini dijatuhkan alasan bahwa para tokoh itu setuju untuk bekerja dengan otoritas pendudukan Rusia atau membenarkan invasi Rusia, kata Dinas Keamanan Ukraina.

(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved