Update Kabar Dunia
Netanyahu Dituding Korbankan Tahanan Israel untuk Kepentingan Politik
Pada hari yang sama, pasukan Israel berhasil menemukan enam jenazah tahanan Israel yang sebelumnya ditawan dan tewas akibat serangan militer Israel se
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM – Sebanyak 27 keluarga Palestina di Gaza larut dalam kesedihan setelah orang-orang terkasih mereka tewas dalam serangan yang menghantam tempat perlindungan yang disebut “aman”, yaitu Sekolah Safad di lingkungan Zaitune, timur Kota Gaza.
Sedikitnya 11 korban meninggal di sekolah tersebut akibat serangan udara yang diluncurkan oleh pasukan Israel.
Pada hari yang sama, pasukan Israel berhasil menemukan enam jenazah tahanan Israel yang sebelumnya ditawan dan tewas akibat serangan militer Israel sendiri di terowongan Rafah.
Jenazah tahanan ini kemudian menjadi berita utama di berbagai media Israel, sementara korban Palestina yang tewas dalam serangan tersebut hanya dicatat sebagai angka dalam statistik.
Pemboman Tanpa Pandang Bulu
Insiden ini menunjukkan ironi tragis di mana baik warga Palestina yang terbunuh maupun tahanan Israel yang tewas, keduanya menjadi korban dari konflik yang sama.
Serangan udara Israel yang berlangsung tanpa pandang bulu mengakibatkan kematian di kedua belah pihak.
Netanyahu, Perdana Menteri Israel, dituduh mengambil keputusan kontroversial dengan memerintahkan serangan yang mengorbankan nyawa tahanan Israel.
Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk menyingkirkan beban politik yang bisa menjadi penghalang dalam mencapai tujuan perang Netanyahu di Gaza.
Pengamat politik di Israel menilai bahwa Netanyahu sengaja mengambil risiko dengan membebaskan para tahanan Israel melalui kekuatan militer, meski sudah diperingatkan tentang risiko besar yang akan dihadapi.
Kematian para tahanan tersebut, menurut para analis, justru mengurangi nilai tukar dengan sandera Palestina yang berada di penjara Israel, dan memberikan keuntungan politik bagi Netanyahu.
Di sisi lain, kelompok perlawanan Palestina, termasuk Hamas, memiliki kepentingan untuk menjaga nyawa tahanan Israel agar bisa digunakan sebagai alat tukar dengan sandera Palestina.
Namun, Netanyahu dan koalisi pemerintahnya tampaknya lebih memilih mengambil keuntungan politik dari kematian tahanan Israel ketimbang menukarkan mereka dengan tahanan Palestina.
Di tengah suasana yang memanas, ratusan ribu warga Israel turun ke jalan memprotes keputusan Netanyahu, yang dinilai lebih mementingkan kelangsungan pemerintahan koalisinya dibandingkan nyawa tahanan Israel.
Menurut survei Pew Research yang dilakukan pada Maret dan April 2024, sebanyak 67 persen warga Israel mendukung kebijakan perang Netanyahu, dan 60 persen menentang gencatan senjata yang melibatkan pertukaran tahanan.
| Helikopter Israel Jatuh di Jalur Gaza, 2 Tentara Tewas dan 7 Terluka |
|
|---|
| Amerika Berencana Izinkan Ukraina Serang Rusia Pakai Rudal Jarak Jauh |
|
|---|
| Google dan Apple Kalah di Pengadilan Eropa soal Perpajakan |
|
|---|
| Pengisi Suara Darth Vader Star Wars Meninggal Dunia |
|
|---|
| Iran Diduga Kirim Rudal Balistik ke Rusia, Amerika Siapkan Respons Berat |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/Reruntuhan-kawasan-Palestina.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.