Update Kabar Dunia

Iran Diduga Kirim Rudal Balistik ke Rusia, Amerika Siapkan Respons Berat

Situasi ini meningkatkan ketegangan di panggung internasional, dengan AS dan sekutunya memperingatkan bahwa kolaborasi militer antara Rusia dan Iran t

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
Getty
Ilustrasi rudal balistik -- dituding, Iran mengirim rudal ini ke Rusi dalam perang lawan Ukraina. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Transfer rudal balistik dari Iran ke Rusia dapat menandakan eskalasi besar dukungan Teheran untuk Moskow.

Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS), pihaknya kini akan memberikan tanggapan dengan konsekuensi yang signifikan. 

Media AS melaporkan pekan lalu bahwa Washington yakin Iran telah mengirimkan senjata tersebut ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

Uni Eropa juga menyatakan bahwa sekutu-sekutunya memiliki intelijen yang dapat dipercaya. Menunjukkan Teheran telah melakukan hal tersebut.

“Setiap transfer rudal balistik Iran ke Rusia akan menjadi eskalasi dramatis dalam dukungan Iran terhadap perang agresi Rusia di Ukraina,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Vedant Patel, kepada para wartawan.

“Kami sudah jelas, bahwa kami siap memberikan konsekuensi signifikan,” lanjut Patel.

Teheran membantah tuduhan bahwa mereka telah mengirimkan rudal tersebut, tetapi pihak Kremlin tidak secara eksplisit menyangkalnya.

Dihadapkan pada sanksi berat dari Barat, Moskow telah beralih ke Iran dan Korea Utara untuk pasokan senjata guna mempertahankan mesin perangnya di Ukraina.

Ukraina sendiri mengklaim bahwa hampir setiap hari mereka diserang oleh drone Shahed buatan Iran yang diluncurkan dari Rusia, serta menemukan puing-puing rudal Korea Utara di wilayahnya.

Laporan pengiriman rudal ini muncul saat Kremlin kembali meningkatkan kampanye pemboman terhadap infrastruktur utama Ukraina menjelang musim dingin.

Situasi ini meningkatkan ketegangan di panggung internasional, dengan AS dan sekutunya memperingatkan bahwa kolaborasi militer antara Rusia dan Iran tidak hanya memperburuk konflik di Ukraina, tetapi juga memicu kekhawatiran tentang potensi dampak yang lebih luas bagi stabilitas global. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved