Kematian Bayi Popayato

Temuan Dinkes Pohuwato, Kematian Bayi Asal Popayato Diduga Karena Susu Formula

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Pohuwato, Heni Bakari mengungkapkan kematian bayi berusia kurang dari sebulan itu adalah susu formula. 

Penulis: Rahman Halid | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
ILUSTRASI -- bayi asal Popayato, Gorontalo meninggal dunia. Diduga lantaran kelalaian tenaga kesehatan (nakes). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Pohuwato kembali mengungkap penyelidikan kasus kematian bayi asal Kecamatan Popayato, Gorontalo. 

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Pohuwato, Heni Bakari mengungkapkan kematian bayi berusia kurang dari sebulan itu adalah susu formula. 

Temuan itu kata Heni berdasarkan serangkaian kerja-kerja investigasi yang dilakukan oleh pihaknya pasca kasus ini mencuat ke publik. 

"Bayi tersebut telah diberi makan dan minum susu dengan air mineral yang tidak dipanaskan terlebih dahulu," jelas Heni kepada TribunGorontalo.com,  Kamis (09/5/2024). 

Baca juga: DPRD Pohuwato Usut Kasus Kematian Bayi Popayato Diduga Akibat Keteledoran Nakes

Heni mengakui bahwa memang bayi tersebut lahir dengan berat yang tidak normal. Setelah ditimbang, beratnya hanya 2.3 kilogram (kg). 

Angka ini kata Heni, masuk kategori Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Berat badan bayi mestinya normalnya di atas angka tersebut. 

Meskipun demikian, dokter yang bertugas di Puskesmas Popayato menganggap bayi tersebut dalam kondisi sehat dan memperbolehkannya untuk pulang ke rumah.

"Saat itu dokter di Puskesmas melihat bayi tersebut dalam kondisi sehat, karena tidak menangis, sehingga dokter memperbolehkannya pulang ke rumah," ungkapnya.

Namun, setelah berada di rumah selama sembilan atau sepuluh hari, bayi tersebut kembali dibawa ke Puskesmas.

Demi mendapatkan perawatan intensif, bayi itupun dirujuk ke RSUD Bumi Panua yang berada di pusat ibukota Pohuwato, Marisa.

Namun, rupanya di RSUD Bumi Panua pun, bayi itu mengalami gejala yang mengharuskannya dirujuk ke RS yang lebih besar di Kota Manado, Sulawesi Utara. 

Namun, nyawa bayi ini tak tertolong. Hal inilah yang kemudian dikeluhkan keluarga sebagai kelalaian nakes. Meski oleh Dinkes Pohuwato, dibantah.

Tetapi sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Pohuwato, Fidi Mustafa mengakui unsur kelalaian tenaga kesehatan (nakes) terhadap kematian bayi di Kecamatan Popayato.

Kelalaian itu menurut Fidi, pada beberapa prosedur yang tidak dilakukan saat penanganan terhadap bayi saat dilahirkan. 

Bayi itu memang dilahirkan dengan kelainan berupa berat badan yang tidak normal.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved