Perang Rusia Ukraina
Tak Terima Ukraina Dapat Sistem Pertahanan Canggih AS, Rusia Sebut Rudal Patriot Jadi Target Sah
Rusia memperingatkan bahwa pasukannya bisa targetkan serangan terhadap sistem pertahanan udara rudal Patriot yang diberikan AS ke Ukraina.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNGORONTALO.COM - Rusia tampaknya telah memperingatkan bahwa pasukannya akan menargetkan serangan terhadap sistem pertahanan udara rudal Patriot Ukraina.
Rudal Patriot sendiri adalah sistem pertahanan udara tercanggih yang dikirim sebagai bantuan dari Amerika Serikat ke Ukraina guna hadapi perang Rusia.
Dilansir TribunGorontalo.com dari Al Jazeera pada Kamis (15/12/2022), Kremlin mengatakan sistem pertahanan rudal Patriot akan menjadi target yang sah jika dikirim ke Ukraina
Komentar Kremlin datang saat AS menyelesaikan rencana untuk mengirim sistem rudal untuk mencegat rentetan rudal Rusia.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-295: Moskow Tolak Proposal Gencatan Senjata saat Natal
Rudal Patriot akan digunakan Ukraina untuk mencegat masuknya rentetan rudal musuh yang telah melumpuhkan infrastruktur energi negara yang dilanda invasi dari pasukan militer Presiden Rusia Vladimir Putin itu.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev pada Rabu (14/12/2022) memperingatkan NATO agar tidak melengkapi Kyiv dengan baterai rudal Patriot.
Kemungkinan Kremlin akan melihat langkah tersebut sebagai eskalasi.
Baca juga: Turuti Desakan Zelensky, G7 Janjikan Kirim Bantuan Pertahanan Udara untuk Hadapi Perang Rusia
Komentar itu muncul ketika Moskow mengatakan tidak ada "gencatan senjata Natal" setelah hampir 10 bulan perang di Ukraina.
Bahkan ketika pembebasan puluhan tahanan lainnya, termasuk seorang warga negara AS, ini menunjukkan beberapa kontak antara kedua belah pihak tetap ada.
Moskow dan Kyiv saat ini tidak terlibat dalam pembicaraan untuk mengakhiri pertempuran yang berkecamuk di timur dan selatan Ukraina.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-294: AS Rampungkan Rencana Pengiriman Rudal Patriot ke Kyiv
Sementara Rusia telah melakukan serangan rudal dan pesawat tak berawak atau drone pada fasilitas listrik dan air di seluruh Ukraina termasuk Ibu Kota Kyiv.
Ukraina telah meminta sekutu Baratnya untuk meningkatkan sistem pertahanan udaranya setelah serangan Rusia, yang telah memaksa jutaan orang hidup tanpa listrik atau panas di musim dingin.
Adapun Ukraina pada Rabu mengatakan pasukannya menembak jatuh 13 pesawat tak berawak Rusia yang diluncurkan ke Kyiv.
Baca juga: Rusia Peringatkan NATO agar Tak Kirim Senjata AS Patriot ke Ukraina, Apa Itu Patriot?
Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan ada ledakan di pusat distrik Shevchenkivskyi dan dua gedung administrasi rusak tetapi disebutkan tidak ada korban jiwa.
“Ini merupakan peringatan yang tidak menyenangkan bagi Kyiv pagi ini,” Rory Challands dari Al Jazeera melaporkan dari Kyiv.
Challands mengatakan meskipun dia tidak mendengar alarm serangan udara, dia terbangun dari "ledakan besar yang bergema di sekitar pusat kota".
Baca juga: Infrastruktur Listriknya Diserang Rusia, Ukraina Tingkatkan Diplomasi ke AS, Turki, hingga Prancis
Ledakan itu kemungkinan disebabkan oleh drone yang ditembak jatuh di udara dan menghantam tanah, tambahnya.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan "tidak ada ketenangan di garis depan", menggambarkan penghancuran kota-kota di timur oleh Rusia dengan artileri.
Zelensky mengatakan minggu ini Rusia harus mulai menarik diri dari Ukraina menjelang Natal sebagai langkah untuk mengakhiri konflik.
Baca juga: Di tengah Perang Ukraina, AS Peringatkan soal Perluasan Kerja Sama Pertahanan antara Rusia dan Iran
Moskow langsung menolak proposal itu, dengan mengatakan Ukraina harus menerima hilangnya wilayah ke Rusia sebelum kemajuan apa pun dapat dicapai.
Rusia mengklaim telah mencaplok empat wilayah timur Ukraina yakni Kherson, Donetsk, Luhansk, dan Zaporizhzhia pada bulan September 2022 lalu, sebuah langkah yang tidak diakui oleh komunitas internasional.
Pada hari Rabu, Ukraina mengatakan Rusia membebaskan 64 tentaranya serta seorang warga negara AS dalam pertukaran tahanan terbaru antara kedua belah pihak.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-290: Putin Tingkatkan Potensi Penyelesaian Guna Akhiri Invasi
Kepala Administrasi Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak mengidentifikasi orang Amerika itu sebagai Suedi Murekezi, yang katanya telah "membantu rakyat kami" sebelum berakhir di tahanan Rusia.
The Washington Post mengatakan Murekezi adalah seorang veteran Angkatan Udara AS yang lahir di Uganda.
Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, tidak menyebutkan nama orang Amerika yang dibebaskan itu, dengan alasan masalah privasi.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-292: Pasukan Zelensky Serang Kota Melitopol yang Dikuasai Rusia
"Kami tentu menyambut baik berita itu," kata Kirby kepada wartawan.
Kirby mengatakan skala kekerasan yang sedang berlangsung membuat harapan untuk segera mengakhiri permusuhan.
“Mengingat apa yang kita lihat di udara dan di darat di Ukraina, sulit untuk menyimpulkan bahwa perang ini akan berakhir pada akhir tahun,” ujar Kirby menanggapi pertanyaan tentang prospek perdamaian yang dirundingkan dengan Putin.
“Jadi ada pertempuran aktif yang terjadi saat ini. Kami berharap hal itu akan berlanjut untuk beberapa waktu ke depan." lanjutnya.
(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/Ilustrasi-Patriot.jpg)