Perang Rusia Ukraina

Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-282: Biden Siap Bicara dengan Putin jika Mau Akhiri Invasi

Kondisi terkini perang Rusia, Jumat (2/12/2022): Presiden AS Joe Biden siap bicara dengan Vladimir Putin jika mau akhiri invasi di Ukraina.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
Kolase Capture The Guardian
Kolase Presiden Amerika Serikat Joe Biden (Kanan) saat menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin (Kiri) sebagai penjahat perang karena invasi di Ukraina beberapa waktu lalu. Kabar terbaru dalam perang Rusia vs Ukraina pada hari ke-282 pada Jumat (2/12/2022): Biden mengatakan dia siap berbicara dengan Putin jika Presiden Rusia itu bersedia untuk mengakhiri invasi di Ukraina. 

TRIBUNGORONTALO.COM - Perang yang terjadi di antara pasukan militer Rusia dengan Ukraina hingga Jumat (2/12/2022) telah berlangsung selama 282 hari.

Kabar terbaru di antaranya adalah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan dia siap berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin jika bersedia mengakhiri perang di Ukraina.

Putin memulai invasi ini sejak memerintahkan pasukan militernya untuk meluncurkan serangan berskala penuh ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022) lalu.

Invasi yang disebut Putin sebagai 'operasi militer khusus' tersebut bertujuan untuk memberantas 'genosida' di Donbas, serta 'demiliterisasi' dan 'denazifikasi' Ukraina.

Baca juga: Krisis Energi, Ukraina Minta Bantuan Eropa untuk Perbaikan Jaringan Listrik yang Dirusak Rusia

Tetapi dalam perkembangannya, Rusia justru mencaplok 4 wilayah Ukraina yakni Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson sekaligus.

Konflik antara negara bertetangga tersebut, sampai saat ini masih terus berlanjut dan belum tampak akan segera berakhir.

Bahkan menurut Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, perang Rusia vs Ukraina dapat hingga beberapa tahun.

Kabar Terbaru Perang Rusia vs Ukraina

Dilansir TribunGorontalo.com dari The Guardian, berikut sederet kejadian yang perlu diketahui pada hari ke-282 perang Rusia dengan Ukraina:

- Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan front persatuan di Ukraina.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-281: Kyiv Klaim Bunuh 500 Pasukan Putin dalam Sehari

Biden mengatakan dia akan berbicara Putin jika dia bersedia untuk mengakhiri perang dan hanya berkonsultasi dengan sekutu NATO.

“Saya siap untuk berbicara dengan Tuan Putin jika memang ada kepentingan dalam dirinya memutuskan dia sedang mencari cara untuk mengakhiri perang. Dia belum melakukannya,” kata Biden dalam konferensi pers di Gedung Putih bersama Macron pada Kamis (1/12/2022).

Macron mengatakan dia akan terus berbicara dengan Putin untuk "mencoba mencegah eskalasi dan untuk mendapatkan beberapa hasil yang sangat nyata" seperti keamanan pembangkit nuklir.

Baca juga: Rusia Peringatkan NATO agar Tak Kirim Senjata AS Patriot ke Ukraina, Apa Itu Patriot?

- Biden dan Macron berjanji untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas "kekejaman dan kejahatan perang yang terdokumentasi secara luas" di Ukraina.

Biden mengatakan dukungan mereka akan berlanjut dalam menghadapi agresi Rusia, yang menurutnya "sangat brutal".

Dalam pernyataan bersama dengan Macron, para pemimpin itu menyatakan:

“Menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil dengan sengaja merupakan kejahatan perang yang pelakunya harus dimintai pertanggungjawaban.”

Baca juga: Update Perang Hari Ke-280: Serangan Rusia Meningkat, NATO Janjikan Lebih Banyak Bantuan ke Ukraina

- Roket Rusia menggempur lingkungan di Kherson.

Serangan ini mematikan listrik di Kota Kherson yang listriknya baru mulai pulih hampir tiga minggu setelah pasukan Rusia pergi.

Pemerintah setempat mengatakan sekitar dua pertiga dari Kherson memiliki listrik pada Kamis malam waktu setempat.

Beberapa warga berkumpul di stasiun kereta api atau di tenda-tenda bantuan pemerintah yang menyediakan pemanas, makanan, minuman, dan listrik untuk mengisi daya ponsel.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-280: Kyiv Hampir Kehabisan Persediaan untuk Pulihkan Listrik

- Wali Kota Kyiv Vitaliy Klitschko mengatakan kepada warga untuk menimbun air, makanan, dan pakaian hangat jika terjadi pemadaman listrik total yang disebabkan oleh serangan Rusia.

Layanan darurat negara Ukraina mengatakan pada Rabu (30/11/2022), sebanyak 9 orang telah tewas dalam kebakaran dalam 24 jam terakhir.

Ini terjadi ketika orang-orang melanggar aturan keselamatan yang mencoba memanaskan rumah mereka setelah serangan Rusia terhadap fasilitas listrik.

Baca juga: Mengenal Apa Itu GLSDB, Bom Murah yang Direncanakan AS untuk Dikirim ke Ukraina dan Lawan Rusia

- Angkatan bersenjata Ukraina telah kehilangan antara 10.000 dan 13.000 tentara sejauh ini dalam perang melawan Rusia.

Hal itu disampaikan oleh Mykhailo Podolyak selaku Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, kepada jaringan televisi Ukraina pada Kamis.

“Kami memiliki angka resmi dari staf umum, kami memiliki angka resmi dari komando tertinggi, dan jumlahnya (antara) 10.000 dan 12.500 hingga 13.000 tewas,” kata Podolyak kepada saluran Kanal 24.

Baca juga: Update Perang Rusia Hari Ke-279: Persediaan Senjata Ukraina Menipis, AS Berencana Pasok Bom Murah

- Lebih dari 1.300 tahanan telah dikembalikan ke Ukraina sejak pasukan Rusia menyerbu, kata Zelensky pada Kamis.

Zelensky berbicara setelah pertukaran baru 50 tahanan dengan pasukan Rusia dan pro-Rusia.

“Setelah pertukaran hari ini, sudah ada 1.319 pahlawan yang kembali ke rumah,” ujar Zelensky di Instagram dan memposting foto yang memperlihatkan sejumlah pria memegang bendera Ukraina.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-279: Penembakan di Bakhmut hingga Stok Senjata Ukraina Menipis

- Anggota Uni Eropa untuk sementara telah menyetujui batas harga 60 dolar per barel untuk minyak lintas laut Rusia, kata para diplomat pada hari Kamis.

Eropa akan mulai memberlakukan embargo pengiriman minyak mentah Rusia mulai Senin (5/12/2022).

Sehingga batas harga akan berlaku untuk minyak yang diekspor melalui laut oleh Rusia ke pelabuhan di seluruh dunia.

Polandia dibiarkan memberikan anggukan terakhir dan Estonia berada di bawah tekanan untuk mengabaikan ancamannya untuk memveto batas yang diyakini terlalu tinggi untuk berdampak pada mesin perang Rusia.

Baca juga: Inggris Sebut Rusia Tak Bisa Kumpulkan Pasukan Berkualitas untuk Rebut Wilayah Ukraina Timur

- Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan masih terlalu dini untuk mencapai keputusan dalam pembicaraan antara Polandia dan Jerman tentang pengiriman sistem pertahanan udara Patriot dari Jerman ke Ukraina.

“Kita semua sepakat tentang kebutuhan mendesak untuk membantu Ukraina, termasuk dengan sistem pertahanan udara,” tutur Stoltenberg pada konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz.

- Presiden Dewan Eropa Charles Michel mendesak Presiden Cina Xi Jinping untuk menggunakan "pengaruh" negara itu terhadap Rusia atas perang di Ukraina.

Baca juga: Inggris Kirimkan Brimstone 2 untuk Bantu Ukraina Lawan Rusia, Apa Itu Brimstone 2?

Desakan itu diserukan Michel selama kunjungan ke Beijing pada hari Kamis.

“Saya mendesak Presiden Xi, seperti yang kami lakukan pada KTT UE-Cina pada bulan April, untuk menggunakan pengaruhnya di Rusia untuk menghormati piagam PBB,” ucap Michel.

Xi Jinping memperjelas bahwa Cina tidak menyediakan senjata ke Rusia dan bahwa ancaman nuklir tidak dapat diterima, tambah presiden Dewan Eropa itu.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-278: Zelensky Sebut Pasukan Putin Rencanakan Serangan Rudal Baru

- Spanyol telah memerintahkan peningkatan keamanan di gedung-gedung pemerintah dan kedutaan setelah penemuan bom surat dan alat pembakar.

Termasuk yang meledak di kedutaan Ukraina di Madrid pada hari Rabu dan satu lagi yang terdeteksi di kedutaan AS pada hari Kamis.

Perangkat juga telah dikirim ke perdana menteri, kementerian pertahanan, sebuah perusahaan senjata yang membuat peluncur roket yang disumbangkan ke Kyiv, dan pangkalan udara militer di dekat ibu kota Spanyol.

Baca juga: Vladimir Putin Bertemu dengan Para Ibu Tentara Rusia yang Perang Ke Ukraina, Apa Tujuannya?

- Ukraina akan memberlakukan pembatasan pada organisasi keagamaan di negara yang memiliki hubungan dengan Rusia.

“Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional telah menginstruksikan pemerintah untuk mengusulkan kepada (parlemen) undang-undang tentang pelarangan kegiatan di Ukraina oleh organisasi keagamaan yang berafiliasi dengan pusat pengaruh di Rusia,” kata Zelensky dalam pidato nasional terbarunya pada hari Kamis.

“Pejabat keamanan nasional harus mengintensifkan langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan menangkal kegiatan subversif dari dinas khusus Rusia di ruang keagamaan di Ukraina.” lanjutnya.

(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved