Berita Nasional

BMKG Ingatkan Warga Waspada Hujan Lebat, La Nina Diprediksi Bertahan hingga Maret 2026

BMKG memperingatkan masyarakat waspada hujan lebat akibat La Nina yang diprediksi bertahan hingga Maret 2026 meski dalam kategori lemah.

TribunGorontalo.com
INFO CUACA -- BMKG memperingatkan masyarakat waspada hujan lebat akibat La Nina yang diprediksi bertahan hingga Maret 2026 meski dalam kategori lemah. FOTO: Wawan Akuba 
Ringkasan Berita:
  • BMKG memprediksi fenomena La Nina akan bertahan hingga Maret 2026 di Indonesia.
  • La Nina ini akan meningkatkan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia.
  • Meskipun dampaknya tidaksignifikan, tapi fenomena ini patut diwaspadai.

 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar tetap waspada.

Pasalnya Indonesia saat ini tengah dilanda hujan lebat dan cuaca ekstrem di sejumlah wilayah.

Prediksinya, La Nina ini akan bertahan di Indonesia hingga di Maret 2026.

Meskipun tergolong La Nina lemah, tapi fenomena ini berpotensi meningkatkan curah hujan pada puncak musim hujan yang akan terjadi pada beberapa bulan ke depan.

Dilansir dari Kompas.com, berdasarkan analisis BMKG tiga bulan terakhir, curah hujan terus mengalami kenaikan signifikan, dengan sebagian besar wilayah berada pada kategori menengah hingga tinggi. 

Namun, Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menyebut fenomena yang terjadi adalah La Nina Lemah, sehingga dampaknya terhadap peningkatan curah hujan dinilai tidak terlalu signifikan. 

“La Nina lemah akan bertahan hingga awal tahun 2026, namun pada puncak musim hujan dampaknya terhadap penambahan curah hujan tidak terlalu signifikan,” kata Faisal dikutip dari laman BMKG. 

Baca juga: Kronologi Karyawan Curi Alat Pertukangan Milik Bosnya Akibat Gajinya Belum Terbayarkan

Meski demikian, masyarakat tetap diimbau untuk waspada terhadap curah hujan yang tinggi selama periode tersebut. 

“Meski begitu, curah hujan tinggi pada periode tersebut tetap perlu diwaspadai,” sambungnya. 

Lantas, apa itu fenomena La Nina

La Nina atau juga disebut anti-El Nino adalah fenomena iklim global yang ditandai dengan pendinginan suhu permukaan laut di wilayah tengah dan timur Samudra Pasifik El Nino adalah pola iklim yang menggambarkan pemanasan permukaan air tidak biasa di Samudera Pasifik tropis bagian timur. 

Sementara La Nina adalah kebalikannya. 

Dilansir dari laman National Ocean Service NOAA, selama peristiwa La Nina, angin pasat lebih kuat dari biasanya, mendorong lebih banyak air hangat menuju Asia. 

Di lepas pantai barat Amerika, proses upwelling (air dingin dan dari lapisan dalam naik ke permukaan) meningkat, membawa air dingin yang kaya nutrisi ke permukaan. 

Pada tahun-tahun La Nina terjadi, suhu musim dingin menjadi lebih hangat dari biasanya di wilayah Selatan dan lebih dingin dari biasanya di wilayah Utara. 

Baca juga: Ini Syarat Wajib yang Harus Dipenuhi Agar Gaji Pertama PPPK Paruh Waktu 2025 Bisa Cair Tepat Waktu

Dampak fenomena La Nina 

La Nina—dan saudaranya El Nino—dapat menimbulkan sejumlah dampak terutama terhadap cuaca dan ekosistem. 

El Nino, misalnya, berdampak besar pada pola cuaca karena peningkatan suhu laut menyebabkan aliran jet Pasifik bergeser ke selatan dari posisi normalnya. 

Fenomena ini berdampak pada suhu laut, kecepatan dan kekuatan arus laut, kesehatan perikanan pesisir, dan cuaca lokal dari Australia hingga Amerika Selatan dan sekitarnya. 

Sedangkan ketika fenomena La Nina, kehadiran air dingin di Samudera Pasifik dapat mengakibatkan pergeseran aliran jet ke utara. 

Pergeseran ini seringnya menyebabkan kondisi kering di wilayah Amerika Serikat bagian selatan sekaligus menyebabkan peningkatan curah hujan dan banjir di Pasifik Barat Laut dan Kanada. 

Selain itu, La Nina dapat berkontribusi pada meningkatnya intensitas musim badai. 

Namun, fenomena ini juga memiliki dampak positif bagi ekosistem laut. 

Dengan meningkatnya upwelling selama La Nina, perairan di lepas pantai Pasifik menjadi lebih dingin dan mengandung lebih banyak nutrisi sehingga mendukung lebih banyak kehidupan laut. (*)

 

 

Sumber: Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved