Berita Internasional

Elon Musk Pertimbangkan Bikin Partai Baru Usai Putus Hubungan dengan Donald Trump

Hubungan yang dulu terlihat solid antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan miliarder Elon Musk kini benar-benar retak.

Editor: Wawan Akuba
Tom Brenner | The Washington Post
MUSK VS TRUMP - Kendati mesra, kini Presiden Amerika Donald Trump berseteru hebat dengan Elon Musk. Bahkan, pemilik X itu ingin membuat partai baru demi melawan trump.. 

TRIBUNGORONTALO.COM — Hubungan yang dulu terlihat solid antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan miliarder Elon Musk kini benar-benar retak.

Setelah serangkaian saling sindir dan ancaman terbuka, Musk kini mengisyaratkan langkah politik besar.

Musk berencana mendirikan partai politik baru yang diklaim akan mewakili “suara mayoritas yang selama ini terabaikan”.

Kabar mengejutkan ini muncul hanya beberapa hari setelah Trump mengumumkan bahwa pemerintahannya akan mencabut seluruh subsidi dan kontrak pemerintah untuk perusahaan-perusahaan milik Elon Musk, termasuk SpaceX dan Tesla.

Keputusan tersebut dianggap sebagai balasan langsung atas kritik pedas Musk terhadap RUU anggaran terbaru yang disahkan pemerintahan Trump, yang dinilai Musk akan memperparah defisit negara hingga hampir $4 triliun.

Tak tinggal diam, Musk langsung meluncurkan survei publik melalui platform X (sebelumnya Twitter), menanyakan kepada pengikutnya.

“Apakah sudah saatnya Amerika punya partai baru yang mewakili 80 persen suara di tengah?” tulis Elon Musk

Hasilnya mengejutkan, lebih dari 260 ribu orang ikut voting dalam waktu kurang dari setengah jam, dan 84 % menyatakan “ya”.

Langkah ini langsung mengguncang peta politik AS. Banyak analis menilai, jika Musk benar-benar membentuk partai baru, kekuatannya tak bisa dianggap remeh.

Selain memiliki sumber daya finansial yang sangat besar, Musk juga memiliki pengaruh kuat di dunia teknologi, bisnis, hingga media sosial.

Ia bahkan disebut-sebut bisa mendanai ratusan calon independen atau calon legislatif dari partai barunya dalam pemilu mendatang.

Namun, membentuk partai politik baru di Amerika bukan perkara mudah.

Sejarah mencatat bahwa upaya semacam ini kerap gagal. Kandidat independen seperti Ross Perot di tahun 1992 memang sempat mencuri perhatian, namun tetap kalah dari mesin politik dua partai besar: Demokrat dan Republik.

Meski demikian, Elon Musk bukan sosok biasa. Ia pernah menyumbang hampir $300 juta untuk kampanye Trump pada 2024, dan pernah menjadi penentu arah narasi politik melalui platform media sosial miliknya.

Kini, dengan hubungan yang memburuk, Musk bahkan menyukai unggahan yang menyerukan pemakzulan terhadap Trump dan mengunggah ulang foto lama Trump bersama Jeffrey Epstein, sosok yang pernah menjadi simbol skandal besar di AS.

Para pengamat percaya, pertarungan Trump dan Musk tak lagi hanya tentang ego pribadi.

Ini bisa menjadi awal dari pergeseran kekuatan besar antara elite politik dan elite teknologi di Amerika.

Jika Musk benar-benar mewujudkan partai politiknya, bukan tidak mungkin lanskap politik AS akan mengalami perubahan paling radikal dalam beberapa dekade terakhir. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved