Berita Lingkungan
Mengenal CA Panua, Cagar Alam Pohuwato Gorontalo yang Kini Ditinggali 5 Ribu Burung Maleo
Dihubungi Tribun Gorontalo pada awal Januari 2024 ini, otoritas CA Panua menyebut, setidaknya sudah ada 5 ribu individu burung maleo di CA Panua.
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara Seksi Wilayah II Gorontalo merilis prakiraan jumlah individu burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Cagar Alam (CA) Panua, Pohuwato.
Dihubungi Tribun Gorontalo pada awal Januari 2024 ini, otoritas CA Panua menyebut, setidaknya sudah ada 5 ribu individu burung maleo di CA Panua.
Jumlah ini meningkat pesat sejak tahun 2008 silam yang hanya berjumlah 600 individu.
Pihak CA Panua melakukan pendataan, sehingga menyimpulkan bahwa pada 2023 ini, jumlah individu burung Maleo di wilayah itu sejumlah 5 ribu ekor.
Sebagai informasi, CA Panua dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia dengan nomor 471/Kpts-11/1992.
Cagar Alam Panua, sebuah kawasan cagar alam yang terletak di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo memiliki keberagaman hayati dan ekosistemnya yang kaya.
Cagar Alam ini, yang secara administratif masuk dalam wilayah Desa Maleo, Kecamatan Paguat, dibuat untuk melindungi dan melestarikan beberapa spesies langka, seperti maleo.
Pendirian Cagar Alam Panua diresmikan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 472/Kpts-II/1992 pada tanggal 25 Februari 1992, dengan luas lahan mencapai 45.575 Hektare.
Topografi kawasan ini sangat beragam, mulai dari dataran rendah hingga perbukitan, dengan dataran tinggi mencapai ketinggian 1.420 meter di atas permukaan laut.
Berbagai jenis flora tumbuh di Cagar Alam Panua, termasuk beringin, cempaka, linggua, nantua, damar, cemara laut, bayur, gopasa, bombongan, bolangitang, kayu arang, aras, nibung, bintangor, coro, kayu raja, dan tembawa.
Bagian selatan cagar alam ini ditumbuhi oleh hutan bakau, sementara di bagian pesisir banyak terdapat pohon cemara dan anggrek.
Selain itu, Cagar Alam Panua juga menjadi rumah bagi beragam fauna. Pentingnya menjaga kelestarian Cagar Alam Panua tidak hanya berkaitan dengan pelestarian flora dan fauna langka, tetapi juga berdampak pada ekosistem secara keseluruhan.
Dalam menghadapi perubahan iklim dan tantangan konservasi, peran masyarakat dan pemerintah setempat menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan dan keberagaman alam yang ada.
Semua pihak diharapkan dapat bersinergi untuk melestarikan Cagar Alam Panua sebagai bagian dari warisan alam Indonesia yang membanggakan.(*)
TPA Talumelito Gorontalo Masih Andalkan Cara 'Kuno' Kelola Sampah, Anggaran Tak Sampai Rp 1 Miliar |
![]() |
---|
Tumpukan Sampah di Danau Limboto Kian Mengkhawatirkan, Warga dan Nelayan Mengeluh Bau Busuk |
![]() |
---|
Jadi Rest Area Burung Migran dari Berbagai Negara, Kondisi Danau Limboto Gorontalo Disorot Aktivis |
![]() |
---|
Sudah Dibersihkan, Sampah di Leato Utara Gorontalo Kembali Menumpuk dan Timbulkan Bau Tak Sedap |
![]() |
---|
Segini Besaran Tarif Retribusi Sampah di Kota Gorontalo, dari Rumah Tangga hingga Bisnis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.