Berita Lingkungan
Jadi Rest Area Burung Migran dari Berbagai Negara, Kondisi Danau Limboto Gorontalo Disorot Aktivis
Setiap tahun, ribuan burung dari belahan utara bumi melakukan perjalanan ribuan kilometer melintasi langit dunia.
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM -- Setiap tahun, ribuan burung dari belahan utara bumi melakukan perjalanan ribuan kilometer melintasi langit dunia.
Mereka bukan sekadar terbang, melainkan sedang mencari tempat aman untuk bertahan hidup dari musim ekstrem di kutub utara.
Salah satu titik persinggahan penting mereka di Indonesia adalah Danau Limboto, Gorontalo.
Saat musim gugur tiba, antara Agustus hingga Oktober, Danau Limboto berubah menjadi rest area alami bagi para pengelana langit ini.
Mereka datang dari jauh, melintasi benua dan samudra, untuk sekadar singgah, makan, dan mengumpulkan tenaga sebelum melanjutkan perjalanan hingga ke selatan Australia.
“Burung-burung ini bermigrasi untuk bertahan hidup. Ini adalah siklus tahunan yang sudah berlangsung selama ribuan tahun,” ungkap Rosyid Azhar, Sekretaris Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (BIOTA), Senin (9/6/2025).
Danau Limboto menjadi magnet karena kekayaan pangannya yang melimpah.
Lumpur dan vegetasi di sekitar danau menyediakan sumber makanan ideal, membuatnya menjadi bagian penting dari satu dari sembilan rute migrasi burung global.
Namun kini, rest area internasional ini menghadapi ancaman serius.
Proyek revitalisasi dan pengerukan danau justru menghilangkan lumpur yang selama ini menjadi sumber kehidupan burung.
“Danau Limboto termasuk salah satu dari 15 danau kritis di Indonesia,” jelas Rosyid.
Ia menyebut pengerukan tidak hanya merusak ekosistem air, tetapi juga mengusir spesies seperti Biru Laut Ekor Blorong, Mandar, Kuntul Kecil, dan lainnya yang biasanya singgah.
Data Asian Waterbird Census (AWC) 2024 mencatat sekitar 120 ekor burung migran masih terpantau di Danau Limboto.
Meski begitu, jumlah itu dianggap terus menurun akibat degradasi lingkungan.
Selain Danau Limboto, wilayah Gorontalo sebenarnya punya beberapa titik persinggahan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.