Perang Rusia Ukraina
Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-559: Barat Desak Uni Emirat Arab Stop Pasok Barang ke Rusia
Update perang Rusia vs Ukraina hari ke-559, Selasa (5/9/2023): AS, Inggris, dan Uni Eropa desak Uni Emirat Arab agar hentikan pasok barang ke Moskow.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNGORONTALO.COM - Negara-negara Barat akan mendesak Uni Emirat Arab (UEA) agar tidak memasok Rusia dengan barang yang dapat membantu Rusia melawan Ukraina.
Dilansir TribunGorontalo.com dari Reuters pada Selasa (5/9/2023) atau hari ke-559 perang, para pejabat Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa berencana untuk bersama-sama menekan UEA pada minggu ini.
Desakan ini bertujuan untuk menghentikan pengiriman barang yang bisa membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina, lapor Wall Street Journal melaporkan pada Senin (4/9/2023), yang mengutip para pejabat AS dan Eropa.
Seorang pejabat UEA, menanggapi permintaan komentar Reuters, mengatakan negaranya “mematuhi sanksi PBB dengan ketat dan memiliki proses yang jelas dan kuat untuk menangani entitas yang terkena sanksi.”
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-558: Rusia Disebut Eksploitasi WNA untuk Jadi Tentara
UEA “terus memantau ekspor produk-produk penggunaan ganda,” yang memiliki kegunaan sipil dan militer, di bawah kerangka hukum pengendalian ekspornya, imbuh pejabat itu.
Para pejabat AS dan negara-negara Eropa mengunjungi UEA mulai Senin sebagai bagian dari upaya kolektif global untuk menjauhkan chip komputer, komponen elektronik, dan produk-produk penggunaan ganda lainnya dari tangan Rusia.
UEA, anggota aliansi minyak OPEC+ yang mencakup Rusia, telah memelihara hubungan baik dengan Moskow meskipun ada tekanan dari Barat untuk membantu mengisolasi Rusia atas invasi ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022 lalu.
Hal ini tidak sebanding dengan sanksi global yang dijatuhkan terhadap Rusia.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-556: Erdogan Bakal Bujuk Putin soal Ekspor Gandum Ukraina
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS menolak berkomentar saat ditanya tentang laporan WSJ.
Pejabat UEA menambahkan bahwa UEA terus melakukan dialog yang erat dengan mitra internasional termasuk AS dan Uni Eropa mengenai konflik di Ukraina dan implikasinya terhadap perekonomian global.
“Bank-bank UEA, di bawah pengawasan Bank Sentral dan otoritas terkait lainnya, memantau kepatuhan terhadap sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia untuk mencegah pelanggaran hukum internasional,” kata pejabat UEA.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-555: Zelensky Pamer Senjata Jarak Jauh yang Bisa Jangkau 700 KM
Rusia Tolak Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam
Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menegaskan kembali pendiriannya terkait penerapan kembali kesepakatan yang ditengahi PBB untuk mengirimkan gandum Ukraina dengan aman melintasi Laut Hitam.
Dilansir TribunGorontalo.com dari Al Jazeera, Putin bersedia bergabung dengan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam ini hanya setelah Barat memenuhi tuntutan Rusia mengenai ekspor pertaniannya.
Pernyataan Putin pada hari Senin ini muncul setelah pertemuannya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Kota Sochi di Laut Hitam dengan harapan dapat menghidupkan kembali perjanjian yang dipandang penting untuk pasokan pangan global, terutama di Afrika, Timur Tengah dan Asia.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-554: 6 Pilot Militer Ukraina Tewas dalam Insiden Helikopter
Rusia menolak untuk memperpanjang perjanjian tersebut pada bulan Juli, dengan keluhan bahwa perjanjian paralel yang menjanjikan untuk menghilangkan hambatan terhadap ekspor makanan dan pupuk Rusia tidak dipenuhi.
Dikatakan bahwa pembatasan pengiriman dan asuransi menghambat perdagangan pertaniannya, meskipun negara tersebut telah mengirimkan gandum dalam jumlah besar sejak tahun lalu.
Putin mengulangi keluhan tersebut dan mengatakan bahwa koridor Laut Hitam tidak boleh digunakan untuk tujuan militer.
Dia mengatakan kepada wartawan bahwa jika komitmen tersebut dipenuhi, Rusia bisa kembali ke perjanjian tersebut “dalam beberapa hari”.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-552: Kembali Serang Wilayah Rusia, Drone Ukraina Dihancurkan
Erdogan juga menyatakan harapannya bahwa terobosan bisa segera terjadi.
Erdogan mengatakan Turki dan PBB, yang keduanya menjadi perantara kesepakatan awal, telah menyusun paket proposal baru untuk mengatasi masalah ini.
“Kami percaya bahwa inisiatif ini harus dilanjutkan dengan memperbaiki kekurangannya,” kata Erdogan yang berperan sebagai mediator antara Ukraina dan Rusia.
Ini adalah pertemuan pertama antara kedua pemimpin sejak terpilihnya kembali Erdogan untuk masa jabatan ketiga sebagai presiden pada bulan Mei lalu.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-551: Rusia Dakwa Mantan Staf Konsulat AS atas Kasus Mata-mata
AS dan UE menganggap keluhan pihak Putin tidak berdasar dan mengatakan sanksi mereka tidak menargetkan
gandum dan pupuk Rusia.
Kegagalan untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut akan menimbulkan “dampak drastis” di beberapa negara Afrika yang sangat bergantung pada biji-bijian Ukraina dan Rusia, kata para ahli.
Dalam upaya mengatasi hal tersebut, Putin mengatakan kepada wartawan di Sochi bahwa Rusia tinggal beberapa minggu lagi untuk memasok gandum gratis ke enam negara Afrika.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-549: Kremlin Bantah Jadi Dalang Kecelakaan Jet Bos Wagner
“Kami hampir menyelesaikan perjanjian dengan enam negara Afrika, di mana kami bermaksud untuk memasok bahan makanan secara gratis dan bahkan melakukan pengiriman dan logistik secara gratis,” ujar Putin.
“Pengiriman akan dimulai dalam beberapa minggu ke depan.” imbuhnya.
Putin juga menuduh bahwa sebagian besar biji-bijian yang diekspor melalui perjanjian Laut Hitam dikirim ke negara-negara Barat, bukan ke negara-negara miskin.
(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.