Perang Rusia Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-257: Ekonomi Terdampak, AS Bujuk Zelesnky agar Negosiasi dengan Putin
Update perang Rusia-Ukraina Day 257: Karena dampak ekonomi, Amerika Serikat kini bujuk Zelensky yang ogah bicara dengan Putin, agar mau negosiasi.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNGORONTALO.COM - Atas motif ekonomi di tengah perang, Amerika Serikat membujuk Ukraina agar mau melakukan pembicaraan damai dengan Rusia.
Permintaan AS untuk negosiasi antara Ukraina dengan Rusia ini muncul atas kekhawatiran efek terhadap ekonomi dari perang yang berkepanjangan di negara Eropa bertetangga itu.
Sebagaimana diketahui bahwa perang Rusia vs Ukraina telah berlangsung sejak akhir Februari 2022 lalu.
Perang antara Rusia dengan Ukraina yang telah berlangsung lebih dari 250 hari tersebut tak kunjung selesai.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-257: Pasukan Putin Gempur Pembangkit Listrik, Kyiv Gelap
Dilansir TribunGorontalo.com dari The Guardian pada Senin (7/11/2022), Pejabat AS dilaporkan telah memperingatkan pemerintah Ukraina secara pribadi bahwa mereka perlu memberi sinyal keterbukaan untuk bernegosiasi dengan Rusia.
Para pejabat di Washington telah memperingatkan bahwa "kelelahan Ukraina" di antara sekutu dapat memburuk jika Kyiv terus tertutup untuk negosiasi, Washington Post melaporkan.
Para pejabat AS mengatakan kepada surat kabar itu bahwa posisi Ukraina dalam negosiasi dengan Rusia melemah di antara sekutu yang khawatir tentang dampak ekonomi dari perang yang berlarut-larut.
Namun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pihaknya siap untuk melakukan negosiasi dengan Rusia hanya jika pasukannya meninggalkan semua bagian Ukraina.
Baca juga: Ditemui Olaf Scholz, Xi Jinping Tolak Rusia Pakai Nuklir dan Ingin Putin Akhiri Perang Ukraina
Permintaan Zelensky itu juga termasuk Krimea dan wilayah timur Donbas, yang secara de facto dikuasai oleh Rusia sejak 2014.
Zelensky juga menyebutkan bahwa pihaknya bersedia untuk bernegosiasi jika orang-orang Rusia yang telah melakukan kejahatan di Ukraina menghadapi pengadilan.
Selain itu, Zelensky menyatakan bahwa dia tidak akan mengadakan negosiasi dengan kepemimpinan Rusia saat ini.
Bulan lalu, Zelensky menandatangani dekrit yang menetapkan bahwa Ukraina hanya akan bernegosiasi dengan sosok Presiden Rusia yang menggantikan Vladimir Putin.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-255: Ada Jam Malam, Putin Suruh Penduduk Kherson Dievakuasi
Sementara itu, AS sejauh ini telah memberi Ukraina bantuan senilai 18,9 miliar dolar dan siap memberikan lebih banyak, dengan mengatakan akan mendukung Ukraina selama yang diperlukan.
Tetapi menurut pejabat AS, sekutu di beberapa bagian Eropa, Afrika dan Amerika Latin, prihatin dengan ketegangan yang ditimbulkan perang pada harga energi dan pangan serta rantai pasokan.
“Kelelahan Ukraina adalah hal yang nyata bagi beberapa mitra kami,” kata seorang pejabat AS.
Para pejabat AS telah meminta agar Kyiv memberi sinyal keterbukaannya untuk bernegosiasi bukan mendorong Ukraina menuju meja perundingan dengan segera.
Baca juga: Dubes Rusia Klaim Inggris Terlibat dalam Serangan Drone yang Rusak Kapal Perang di Laut Hitam
Melainkan untuk mempertahankan dukungan dari sekutu yang bersangkutan, menurut Post.
Bagi para pejabat Ukraina, permintaan AS berarti mengingkari retorika beberapa bulan tentang perlunya kekalahan militer yang menentukan melawan Rusia untuk mengamankan keamanan Ukraina dalam jangka panjang.
Ini sebuah pesan yang sangat bergema dengan penduduk Ukraina yang takut Rusia hanya akan melakukannya.
Kekejaman, kematian, dan kehancuran yang disebabkan oleh invasi Rusia telah membuat negosiasi menjadi tidak menyenangkan bagi banyak orang Ukraina.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-254: Badan Nuklir PBB Tak Temukan Bukti Zelensky Pakai Bom Kotor
Terutama karena suasana di Ukraina meningkat setelah serangkaian keberhasilan di medan perang di timur laut Kharkiv dan wilayah Kherson selatan.
Terlepas dari retorika yang kuat, kehilangan dukungan sekutu dapat berdampak bagi Ukraina, terutama dalam hal sanksi.
Diplomat veteran Alexander Vershbow mengatakan kepada Post bahwa “jika kondisinya menjadi lebih menguntungkan untuk negosiasi, saya tidak berpikir pemerintah (AS) akan pasif”.
AS telah mengatakan bahwa untuk saat ini pihaknya setuju dengan posisi Ukraina.
Baca juga: PBB Pastikan Tak Ada Aktivitas Nuklir Ukraina di Tengah Perang Rusia, Apa Itu Nuklir?
Kepada Reuters, seorang pejabat AS yang berbicara tentang laporan itu mengatakan:
“Kremlin terus meningkatkan perang ini. Kremlin telah menunjukkan keengganannya untuk secara serius terlibat dalam negosiasi bahkan sebelum meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina.”
Putin telah mengambil langkah-langkah untuk mengubah rute ekonomi Rusia untuk upaya perang Ukraina.
Hal itu dalam tanda lain selain dari mobilisasi, berarti bahwa Rusia sedang mempersiapkan perang untuk jangka panjang.
(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar)