Perang Rusia Ukraina

Ditemui Olaf Scholz, Xi Jinping Tolak Rusia Pakai Nuklir dan Ingin Putin Akhiri Perang Ukraina

Bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Cina Xi Jinping kutuk ancaman nuklir Rusia di Ukraina dan ingin perang oleh Vladimir Putin itu berakhir.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
AFP/KAY NIETFELD
Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Cina Xi Jinping saat pertemuan di Beijing pada Jumat (4/11/2022) untuk membahas kerja sama ekonomi dan perang Rusia vs Ukraina. Keduanya ingin Presiden Rusia Vladimir Putin mengakhiri invasinya di Ukraina. Olaf Scholz dan Xi Jinping mengutuk ancaman penggunaan senjata nuklir dalam perang Rusia-Ukraina. 

TRIBUNGORONTALO.COM - Perang antara Rusia dengan Ukraina yang dimulai sejak akhir Februari 2022 lalu masih bergulir panas hingga saat ini.

Simak kondisi terkini dalam perang Rusia vs Ukraina yang pada Sabtu (5/11/2022) ini telah berjalan 255 hari lamanya.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan warga sipil di wilayah Kherson, provinsi di Ukraina yang dicaplok Moskow, harus dievakuasi.

Untuk diketahui Kherson merupakan salah satu dari 4 wilayah Ukraina yang pada September 2022 lalu telah dicaplok Rusia.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-255: Ada Jam Malam, Putin Suruh Penduduk Kherson Dievakuasi

Keempat provinsi Ukraina yang dianeksasi Rusia tersebut antara lain Zaporizhzhia, Kherson, Donetsk, dan Luhansk.

Dilansir TribunGorontalo.com dari The Guardian, Putin telah memperingatkan bahwa warga sipil yang masih tinggal di Kherson harus "dievakuasi" dari zona konflik.

“Sekarang, tentu saja, mereka yang tinggal di Kherson harus dikeluarkan dari zona tindakan paling berbahaya, karena penduduk sipil tidak boleh menderita,” ujar Putin dalam pertemuan dengan para aktivis pro-Kremlin.

Pernyataan Putin itu menggarisbawahi spekulasi yang meningkat bahwa Rusia akan berusaha untuk mempertahankan Kota Kherson itu sendiri dengan biaya berapa pun.

Baca juga: Dubes Rusia Klaim Inggris Terlibat dalam Serangan Drone yang Rusak Kapal Perang di Laut Hitam

Kota Kherson merupakan daerah perkotaan terbesar di bawah pendudukan invasi Rusia di Ukraina.

Rusia mengklaim telah mengangkut 60.000 penduduk wilayah Kherson jauh dari garis depan.

Namun masih terdapat warga yang tetap bertekad untuk tinggal di rumah mereka.

Adapun Tentara Rusia mengatakan "lebih dari 5.000 warga sipil" diangkut melintasi Dnieper setiap hari.

Baca juga: PBB Pastikan Tak Ada Aktivitas Nuklir Ukraina di Tengah Perang Rusia, Apa Itu Nuklir?

Sementara itu, Ibu Kota Ukraina, Kyiv menyamakan kepergian itu dengan “deportasi” ala Soviet terhadap rakyatnya.

Ukraina telah membebaskan sebagian besar wilayah Kherson, tetapi kemajuan telah melambat dalam beberapa pekan terakhir karena pasukan Ukraina telah mendekati Dnieper.

Di sisi lain, Presiden Cina Xi Jinping bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved