Kasus Puskes Sipatana

Keluarga Havid Duto Bakal Lapor Kapus Sipatana ke Wali Kota Gorontalo: Jangan Ada Korban Berikutnya

Keluarga berencana mengadukan kasus yang menimpa almarhum Havid S Duto ke Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea. agar kasus serupa tidak lagi terjadi.

TribunGorontalo.com/Jefry Potabuga
PUSKESMAS -- Potret depan Puskesmas Sipatana, Jalan Tondano, Kelurahan Bulotadaa, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo. Seorang pasien meninggal gara-gara terlambat dibawa ke RS. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Keluarga berencana mengadukan kasus yang menimpa almarhum Havid S Duto ke Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea

Mereka menilai hingga saat ini belum ada itikad baik dari pihak puskesmas maupun pemerintah sejak insiden itu terjadi.

Yuriske Duto, salah satu keluarga korban, menegaskan bahwa pihaknya akan melaporkan kejadian ini kepada Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea.

Sebab menurut Yuriske, kejadian ini sudah sangat fatal terjadi.

Hingga saat ini saja pun kata Yuriske, tidak ada dari pihak Puskesmas Sipatana yang datang walau hanya untuk meminta maaf.

"Sampai sekarang pun tidak ada itikad baik dari Kapus atau dari puskesmas tidak ada yang datang ke rumah duka," ungkap Yuriske.

Sehingga hal itulah yang mendorong Yuriske bersama keluarga untuk melaporkan masalah ini kepada pengambil kebijakan di Kota Gorontalo.

Baca juga: Kapus Sipatana Gorontalo Benarkan Mobil Ambulans Dibawa Sopir untuk Main Voli

"Kita maunya ketemu sama kapus, keluarga dan Pak Wali Kota," tegas Yuriske, Rabu (19/11/2025).

Kata Yuriske, Sekda Kota Gorontalo sebenarnya sudah mengundang Lurah Setempat untuk membahas masalah ini, namun ia tak mengizinkan.

Meskipun Lurah Sipatana masih termasuk keluarga, namun Yuriske menolak mentah-mentah.

Sebelumnya Havid S Duto, meninggal gara-gara tak tertangani dengan baik oleh tenaga kesehatan. 

Havid meninggal pada Senin 17 November 2025 kemarin saat dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Aloei Saboe menggunakan mobil taksi.

Meski keluarga percaya bahwa ajal sudah diatur tuhan, namun keluarga masih tak terima ajal itu datang cepat dengan dugaan kelalaian tenaga kesehatan (nakes).

Hal yang disesali keluarga adalah lambannya penanganan terhadap Havid.

Pria 41 tahun itu awalnya akan dilarikan ke RS menggunakan Ambulance. 

Namun, Ambulance yang merupakan mobil gawat darurat, bisa menembus kemacetan dan mengantar pasien secepat kilat, tak kunjung datang.

Havid, akhirnya hanya bisa dilarikan menggunakan mobil taksi berbayar. 

Baca juga: Warga Gorontalo Meninggal saat Dilarikan ke RS, Kapus Sipatana Sesalkan Pasien Tak Dibawa ke UGD

Mobil yang digunakan pun harus menembus kemacetan dengan klakson seadanya.

Risnawati Duto, sepupu korban yang diwawancarai TribunGorontalo.com di rumah duka siang tadi menyesalkan mobil Ambulance yang tak bisa diharapkan. 

Sebab, sopir ambulance justru lebih mementingkan pertandingan olahraga Voli daripada membawa pasien ke rumah sakit.

Memang, Havid tak masuk UGD Puskesmas Sipatana, Kota Gorontalo sebab, keluarga ingin RS yang langsung menanganinya. 

Mereka pun hanya berharap diberikan fasilitas Ambulance untuk bisa membawa Havid tiba di RS tepat waktu.

Namun, detik-detik kritis Havid itu, sopir mobil ambulance Puskesmas Sipatana justru disebut tak ada di tempat dan malah disebut tak bisa mengantar pasien. 

Sebabnya, sang sopir yang disebut berjumlah dua orang itu akan mengikuti pertandingan bola voli.

Saat dikonfirmasi, Kepala Puskemas Sipatana, Rita Bambang membenarkan kejadian itu. 

Ia menyebut bahwa dalam waktu yang sama pihaknya memang menjadi peserta olahraga dalam rangkaian kegiatan Hari Kesehatan Nasional (HKN).

Ia pun mengakui jika memang menerima telepon dari pihak keluarga untuk melakukan peminjaman Ambulance.

"Bukannya tidak memberikan, tapi drivernya lagi main Voli," kata Rita.

Ia pun mengungkapkan, jika keluarga pasien ini adalah nakes yang mestinya tahu jika ada standar prosedur yang harus dilalui. 

Baca juga: Ambulans Dipersoalkan Keluarga Pasien, Kapus Sipatana Gorontalo Minta Maaf, Sebut Ada Miskomunikasi

Ia justru menyesalkan pasien tak dibawa ke Puskesmas terlebih dahulu.

"Ada orang kesehatan di situ (bersama pasien). Kan sebaiknya (ke Puskesmas), cuma berapa kilo (km) dari sini. Ke UGD dan itu UGD itu kan ada Oksigen, ada infus untuk sementara," kata Rita.

Ia pun menepis isu jika pihaknya tak meminjamkan mobil dengan driver dari masyarakat. 

Sebab kata dia, sesaat ia akan mengizinkan, telpon putus karena ada yang masuk menelpon.

"Tiba-tiba telepon putus," katanya. (*) 

 

 

(TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved