Kasus Puskes Sipatana

Warga Gorontalo Meninggal saat Dilarikan ke RS, Kapus Sipatana Sesalkan Pasien Tak Dibawa ke UGD

Pihak Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo menyesalkan keputusan keluarga pasien yang tidak membawa pasien ke Unit Gawat Darurat (UGD)

Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Fadri Kidjab
Kolase TribunGorontalo.com
PASIEN MENINGGAL -- Kolase foto depan Puskesmas Sipatana dan keluarga Havid S Duto. Kapus Sipatana menyesalkan keluarga tak membawa Havid ke UGD sebelum dirujuk ke RS. 

Ringkasan Berita:
  • Kapus Sipatana menyesalkan keluarga tak membawa pasien ke UGD
  • Havid S Duto, pria berusia 41 tahun, meninggal dunia saat dilarikan ke RSUD Aloei Saboe
  • Pihak Puskesmas Sipatana membantah tak meminjamkan ambulans

 

TRIBUNGORONTALO.COM – Pihak Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo menyesalkan keputusan keluarga pasien yang tidak membawa pasien ke Unit Gawat Darurat (UGD) terlebih dahulu sebelum dirujuk ke rumah sakit.

Kepala Puskesmas Sipatana, Rita Bambang, menyebut bahwa UGD Puskesmas memiliki fasilitas dasar seperti oksigen dan infus yang bisa digunakan untuk penanganan sementara.

“Ada orang kesehatan di situ (bersama pasien). Kan sebaiknya ke Puskesmas dulu, jaraknya hanya beberapa kilometer. Di UGD ada oksigen, ada infus untuk sementara,” kata Rita, Selasa (18/11/2025).

Havid S Duto, pria berusia 41 tahun, meninggal dunia pada Senin (17/11/2025) saat dilarikan ke RSUD Aloei Saboe menggunakan mobil taksi.

Keluarga awalnya berencana menggunakan ambulans Puskesmas Sipatana. Namun, kendaraan tersebut tidak tersedia karena sopir sedang mengikuti pertandingan bola voli dalam rangka Hari Kesehatan Nasional.

Akhirnya, keluarga terpaksa menggunakan mobil taksi berbayar untuk membawa Havid ke rumah sakit.

Risnawati Duto, sepupu korban, menyesalkan lambannya penanganan terhadap Havid.

Ia mengungkapkan bahwa sopir ambulans lebih mementingkan pertandingan olahraga daripada membawa pasien ke rumah sakit.

“Ambulans tidak bisa diharapkan. Sopirnya justru lebih mementingkan pertandingan voli,” ujarnya di rumah duka.

Penjelasan Puskesmas

Rita Bambang membenarkan bahwa saat itu pihaknya memang menjadi peserta kegiatan olahraga HKN.

Ia mengakui menerima telepon dari keluarga pasien yang meminta peminjaman ambulans.

Namun, Rita menegaskan bahwa bukan berarti pihaknya menolak memberikan fasilitas. Kendala utama adalah tidak adanya sopir yang bisa mengendarai ambulans.

“Bukannya tidak memberikan, tapi drivernya lagi main voli,” jelasnya.

Rita menekankan bahwa keluarga pasien seharusnya membawa Havid ke UGD Puskesmas terlebih dahulu.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved