Human Interest Story
Sosok Rusni Yunus Bilaleya, Ibu Penjual Kopi Gorontalo Sekolahkan Anak hingga Jadi TNI
Di tengah sepinya Pasar Dungingi, Kota Gorontalo, masih ada secercah kehidupan yang bertahan di antara lapak-lapak kosong.
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
“Suami juga yang giling kopi kalau di rumah,” katanya.
Meski lapak dan perlengkapannya sederhana, hasil dari jualan kopi Rusni mampu mengubah hidup keluarganya.
Di beberapa pasar besar, pendapatan kotor yang ia peroleh bisa mencapai angka yang membuat banyak orang tercengang.
“Hasil penjualan kopi bisa sampai Rp800 ribu hingga Rp1 juta per hari di pasar-pasar yang ramai,” ungkapnya.
Meski itu angka kotor, keuntungan bersihnya pun cukup menjanjikan. Namun, kebanggaan terbesar bagi Rusni bukanlah soal uang, melainkan buah dari ketekunan dan doa yang akhirnya terjawab.
Baca juga: Cerita Alya Marwa Kobandaha, Mahasiswi Gorontalo Juara Lomba Cerpen Nasional Berawal dari Iseng
Dari hasil jualan kopi inilah, ia berhasil menyekolahkan anaknya hingga lolos pendidikan Tamtama TNI.
“Berkat kopi, anak saya jadi tentara,” ucapnya penuh haru.
Anak keduanya kini bertugas di Papua, sementara anak pertamanya bekerja di kantor desa di Bulango Selatan.
Meski berjauhan, Rusni tetap menjaga komunikasi dengan anak-anaknya, sembari terus menggiling kopi dan menjaga warisan racikannya.
(TribunGorontalo.com/ Herjianto Tangahu)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/rusni-penjual-kopi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.