Berita Internasional

China dan Amerika Berdamai Lagi? Trump Umumkan Kesepakatan Dagang Tahunan dengan Xi Jinping

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping mencapai kesepakatan dagang terbaru yang dinilai bisa meredakan

Editor: Wawan Akuba
WION YOUTUBE
KESEPAKATAN -- Setelah pertemuan di Korea Selatan, Presiden Donald Trump dan Xi Jinping akhirnya mencapai kesepakatan dagang baru. Tarif impor China turun, sementara Beijing kembali membuka keran impor kedelai Amerika. 

Dalam pertemuan tersebut, Trump juga mengklaim bahwa isu ekspor mineral tanah jarang (rare earths) telah “diselesaikan.”

Meski demikian, pembatasan ekspor China yang diumumkan awal April masih tetap berlaku, dan akan ditinjau kembali tahun depan.

Mineral tanah jarang merupakan bahan penting bagi teknologi energi, otomotif, elektronik, dan persenjataan, dan selama ini China memegang hampir monopoli global atas pasokan tersebut.

Trump juga mengungkapkan bahwa kedua negara akan bekerja sama menyelesaikan isu seputar TikTok, yang sebelumnya ingin dibawa Trump ke kepemilikan Amerika.

Xi Jinping: Ada Konsensus Ekonomi dan Dagang

Media pemerintah China melaporkan bahwa Presiden Xi menyambut baik hasil pembicaraan tersebut.

“Tim ekonomi dan perdagangan kedua negara telah bertukar pandangan secara mendalam dan mencapai konsensus untuk menyelesaikan isu-isu penting,” ujar Xi dalam pernyataan resminya.

Kesepakatan baru ini menandai babak baru hubungan ekonomi AS–China, setelah sebelumnya kedua negara nyaris saling menerapkan tarif 100 % atas barang impor masing-masing.

Langkah Kecil Menuju Redanya Perang Dagang

Meski hanya bersifat sementara, pengamat menilai kesepakatan ini memberi napas baru bagi pasar global, terutama sektor pertanian dan teknologi.

Namun, para analis juga mengingatkan bahwa tantangan jangka panjang masih besar, karena isu seperti teknologi, keamanan siber, dan hak kekayaan intelektual belum terselesaikan sepenuhnya.

Dengan kata lain, perang dagang mungkin mereda, tapi perang pengaruh antara Washington dan Beijing masih jauh dari usai.
 
(*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved