Berita International

Dokter di China Tanam Hati Babi yang Dimodifikasi Genetik ke Tubuh Pasien Manusia

Untuk pertama kalinya dalam sejarah medis, tim ahli bedah di China berhasil melakukan transplantasi sebagian hati yang diambil dari babi hasil

Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
TRANSPALANTASI -- Langkah berani dokter di China mencetak sejarah baru dunia medis. Untuk pertama kalinya, sebagian hati dari babi hasil rekayasa genetik berhasil ditanamkan ke tubuh manusia dan berfungsi normal selama lebih dari sebulan. Prosedur ini disebut para ahli sebagai tonggak awal “era baru transplantasi hati”, membuka harapan baru bagi jutaan pasien gagal organ di seluruh dunia. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Untuk pertama kalinya dalam sejarah medis, tim ahli bedah di China berhasil melakukan transplantasi sebagian hati yang diambil dari babi hasil rekayasa genetika ke tubuh manusia.

Keberhasilan ini dilaporkan dalam The Journal of Hepatology pada Kamis (9/10/2025) dan disebut sebagai tonggak bersejarah dalam dunia kedokteran.

Prosedur tersebut dilakukan terhadap seorang pasien pria berusia 71 tahun yang menderita kanker hati stadium lanjut.

Dokter mengangkat lobus kanan hati pasien yang sudah ditumbuhi tumor sebesar buah jeruk bali, kemudian mencangkokkan sebagian hati babi pada lobus kiri hati pasien.

Baca juga: Harga BBM Nonsubsidi Naik per Oktober 2025, Pertamina Umumkan Daftar Lengkap di Tiap Daerah

Menakjubkannya, hati babi hasil rekayasa genetik itu berfungsi dengan baik menghasilkan empedu serta memproduksi faktor pembekuan darah.

Tubuh pasien tidak menolak organ tersebut, sehingga lobus hati aslinya memiliki waktu untuk tumbuh kembali.

Namun, setelah 38 hari, hati babi tersebut akhirnya diangkat karena muncul komplikasi.

Meski demikian, pasien mampu bertahan lebih dari lima bulan setelah operasi, hingga akhirnya meninggal dunia akibat penyakit dasarnya yang sudah parah.

Dalam laporan penelitian, dijelaskan bahwa pasien tersebut tidak memenuhi syarat untuk menerima donor hati manusia di China karena memiliki kanker lanjut serta sirosis akibat hepatitis B.

Dalam komentar yang menyertai studi ini, Dr. Heiner Wedemeyer—co-editor The Journal of Hepatology, menyebut operasi tersebut sebagai “terobosan” dan “tonggak sejarah klinis.”

Ia menegaskan bahwa meskipun ini baru satu kasus, langkah itu menandai dimulainya era baru dalam bidang transplantasi hati.

Sementara itu, Dr. Heidi Yeh, ahli bedah transplantasi sekaligus profesor di Harvard Medical School, menyebut langkah tim China tersebut sangat berani.

“Ini perkembangan penting. Mereka menanam hati babi pada manusia selama sebulan, dan pasiennya baik-baik saja,” ujarnya.

Langkah ambisius ini menunjukkan betapa cepat dan agresifnya kemajuan riset medis di China, terutama dalam penggunaan organ babi hasil modifikasi genetik untuk mengatasi kekurangan organ donor manusia.

Para peneliti di negeri itu kini juga fokus mengembangkan transplantasi ginjal dari babi untuk membantu lebih dari 1,2 juta penderita gagal ginjal di China.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved