Lipsus Harga Beras

Lonjakan Harga Beras Bikin Penjual 'Nasi Kucing' Gorontalo Berencana Kurangi Porsi

Kenaikan harga beras di Kabupaten Gorontalo terus berlanjut dan kini mulai menghimpit geliat usaha kecil, khususnya pedagang makanan

|
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
NASI KUCING -- Ilustrasi nasi kucing dijual. Pengusana nasi kucing harus putar otak memikirkan dampak kenaikan harga beras di Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Kenaikan harga beras di Kabupaten Gorontalo terus berlanjut dan kini mulai menghimpit geliat usaha kecil, khususnya pedagang makanan seperti penjual 'nasi kucing' dan prasmanan.

Nasi kucing merujuk pada nasi dengan porsi yang kecil. Ini adalah istilah yang lebih dulu populer di Jawa untuk penyebutan nasi dengan porsi kecil layaknya makanan kucing. 

Dalam beberapa bulan terakhir, mereka terpaksa memutar kepala agar tetap bisa berjualan tanpa menaikkan harga jual. 

Hal ini terpaksa dilakukan agar pelanggan kabur. Salah satu pelaku usaha yang terdampak langsung adalah Yahya Yusuf, penjual nasi di Desa Luhu, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo. 

Ia mengeluhkan lonjakan harga beras yang telah terjadi sejak tiga bulan terakhir.

"Saya ada usaha jual nasi kucing dan nasi prasmanan, yang jelas itu berdampak," kata Yahya mengaku terdampak atas kenaikan harga beras.

Baca juga: Akademisi Gorontalo Ungkap 3 Pemicu Kenaikan Harga Beras: Kemarau Panjang hingga Panen Tak Serentak

Yahya yang biasa membeli beras di kios-kios terdekat mengaku bahwa harga beras saat ini berkisar antara Rp 750 hingga Rp 800 ribu per koli (50 kg

Namun kata dia, paling banyak penjualan berkisar di harga Rp 750 ribu. 

Ia menduga, harga yang terus meroket ini disebabkan oleh mahalnya harga pupuk serta dampak kemarau yang memicu gagal panen.

Meski demikian, Yahya belum menaikkan harga jual nasinya. 

Ia memilih opsi lain demi tetap bisa menjual tanpa kehilangan pembeli.

"Harganya tetap hanya saja porsinya yang kita kurangi," ungkapnya.

Hal serupa juga dialami oleh Sutrianti Musa, penjual nasi lainnya. 

Ia turut merasakan dampak langsung dari kenaikan harga beras. Menurutnya, harga beras yang sudah mencapai Rp 800 ribu lebih per koli secara otomatis membuat harga beli per liter ikut naik.

"Ini harga beras sudah Rp 800 ribu lebih berarti kalau beli per liter sudah pasti naik lagi," keluhnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved