Human Interest Story
Cerita Hapsari Atule 12 Tahun Jualan Ikan di Pasar Tilamuta Gorontalo
Berawal dari jalanan menggunakan bentor bersama sang suami, Hapsari kini menemukan tempatnya di pasar, menghidupi keluarganya dengan berdagang ikan.
Penulis: Nawir Islim | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Boalemo -- Seorang wanita paruh baya dengan senyum hangat selalu menyambut pelanggannya di sudut Pasar Tradisional Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo.
Dialah Hapsari Atule, 57 tahun, seorang penjual ikan yang sudah 12 tahun menjalani profesi ini.
Berawal dari jalanan menggunakan bentor bersama sang suami, Hapsari kini menemukan tempatnya di pasar, menghidupi keluarganya dengan berdagang ikan.
Perjalanan Hapsari sebagai penjual ikan dimulai pada tahun 2012, saat ia dan suaminya memilih menjajakan ikan di jalanan.
"Waktu itu kami masih pakai bentor, tapi karena biayanya lebih besar untuk bensin, kami memutuskan untuk berjualan di pasar saja," kenangnya, Sabtu (24/8/2024).
Keputusan ini bukan tanpa risiko. Memulai di pasar yang baru dibuka, Hapsari dan suaminya menghadapi tantangan besar.
Ia mengingat dengan jelas suatu hari di mana tak satu pun ikannya terjual.
"Karena pasar baru dibuka, banyak penjual ikan yang masuk, dan saya kebagian tempat di ujung.
Tidak ada yang membeli ikan saya," ujarnya.
Kondisi ini sempat membuat Hapsari dan suaminya frustasi.
"Suami saya sudah bangun pagi untuk ambil ikan di pelelangan, tapi tidak ada yang beli. Rasanya sedih sekali," tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Namun, waktu dan ketekunan akhirnya mengubah nasib mereka.
Kini, Hapsari telah memiliki pelanggan tetap yang selalu setia membeli ikannya.
"Alhamdulillah, suami saya sekarang yang antar ikan ke pelanggan tetap, dan saya berjaga di pasar," katanya dengan senyum penuh syukur.
Di lapaknya, Hapsari menjual berbagai jenis ikan, mulai dari boto-boto, cakalang, ekor kuning, ikan Jawa, hingga ikan batu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.