Berita Viral

5 Fakta Wanita Depok Meninggal Dunia usai Operasi Sedot Lemak, Dokter Diperiksa hingga Klinik Tutup

Beberapa waktu lalu viral wanita berusia 30 tahun berinisial ENS meninggal dunia.

Editor: Fadri Kidjab
Kolase Tribun Depok/Kompas.com.
Klinik kecantikan yang jadi tempat wanita Medan melakukan sedot lemak (kiri) Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Arya Perdana mengatakan pihaknya tengah mendalami kasus dugaan malpraktik yang dilakukan salah satu klinik kecantikan di Depok, Jawa Barat (kanan) 

TRIBUNGORONTALO.COM – Beberapa waktu lalu viral wanita berusia 30 tahun berinisial ENS meninggal dunia.

Pasalnya, ENS baru saja menjalani operasi sedot lemak di klinik kecantikan wilayah Depok, Jawa Barat.

Akun instagram @temanpolisi sebagaimana dikutip Surya.coid, mengunggah kematian ENS pada Senin (22/7/2024).

“Hari Senin, korban berangkat dari Medan ke Depok untuk menjalani operasi."

"Setelah dilakukan tindakan operasi pukul 12.00 WIB, keluarga korban mendapatkan telepon dari salah satu rumah sakit di Depok yang menyatakan korban meninggal dunia,” tulis akun tersebut, Jumat (26/7/2024).

Berikut lima fakta meninggalnya wanita Depot pasca operasi sedot lemak:

Polisi Selidiki TKP

Kapolres Metro Depok Kombes (Pol) Arya Perdana mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki kasus ini.

Polres Metro Depok telah mengirimkan sejumlah penyidik untuk mengecek tempat kejadian perkara (TKP).

“Kami mengetahui adanya peristiwa ini (perempuan diduga meninggal dunia di klinik) usai viral di media sosial.

Kami lalu langsung melakukan pengecekan ke klinik,” ujar dia dalam keterangannya, Sabtu (27/7/2024).

Arya menjelaskan, pihak keluarga korban sampai saat ini belum membuat laporan ke Polres Metro Depok.

Namun, ia memastikan polisi akan mengusut tuntas kasus ini.

“Walau belum ada laporan yang masuk, penyelidikan tetap berjalan."

"Nanti akan kami update lebih lanjut,” imbuhnya.

Baca juga: Viral Warga Pergoki Pencuri Knalpot di Liluwo Kota Gorontalo, Dibiarkan Kabur karena Korban Iba

Dokter Diperiksa

Terkait kasus viral ini, Polres Metro Depok telah memeriksa dua saksi terkait dugaan kasus malapraktik yang menyebabkan ENS meninggal.

Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Arya Perdana mengatakan, dua saksi yang diperiksa adalah dokter yang melakukan tindakan medis terhadap ENS dan suami dari pemilik klinik kecantikan tempat operasi dilakukan.

“(Dua saksi yang diperiksa) dari dokter yang menangani dan suami dari pemilik klinik,” ujar Arya, dikutip dari Kompas.com.

Dari hasil pemeriksaan sementara, kedua saksi tersebut telah memberikan keterangan yang memperkuat dugaan malapraktik.

“Sampai saat ini sudah ada dua orang saksi yang kita periksa, interogasi yang kita peroleh keterangan bahwa memang ada kejadiannya,” tutur Arya.

Pihak kepolisian tengah mengembangkan kasus ini dengan menggali keterangan dari saksi-saksi lain serta mengumpulkan bukti yang diperlukan.

Termasuk memastikan apakah klinik tersebut telah menjalankan prosedur medis sesuai dengan standar yang berlaku dan tenaga medis yang terlibat memiliki kualifikasi yang diperlukan.

Penyelidikan dilakukan dengan memverifikasi dokumen perizinan klinik, sertifikasi, dan kompetensi dokter yang melakukan perawatan terhadap ENS.

“Pengecekan pertama, perizinannya ada apa engga. Kedua, kapabilitas dokternya ini apakah memiliki sertifikasi untuk melakukan itu (operasi sedot lemak) apakah dia memang dokter khusus di bidang itu, nanti kita dalami,” ujar dia.

Hingga saat ini, Polres Metro Depok belum bisa memastikan penyebab kematian ENS.

“Sekali lagi saya sampaikan, saya belum bisa menyatakan meninggalnya karena apa. Karena itu hanya dokter yang bisa menyimpulkan itu," ujarnya.

Baca juga: BREAKING NEWS Pria di Gorontalo Ini Tega Rudapaksa Wanita Korban Banjir Saat Mengungsi

Pembuluh Darah Pecah

Lebih lanjut, Arya menjelaskan, korban mengalami pecah pembuluh darah saat menjalani operasi.

“Pembuluh darahnya pecah sehingga mengakibatkan korban ini harus dirawat lebih intensif dan meninggal dunia pada akhirnya,” ujar Arya kepada wartawan, Minggu (28/7/2024).

Arya menjelaskan, korban menjalani operasi sedot lemak pada bagian lengan kanan dan kiri.

Pada saat itu, korban ditangani oleh dokter berinisial A dan dua orang perawat, yakni K dan T.

“Yang satu lengan berhasil dan satu lengan begitu diambil ternyata ada masalah di situ,” ujar dia. Usai pecah pembuluh darah, korban sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Namun, nyawanya tidak tertolong.

Meski begitu, Arya belum bisa memastikan apakah pecah pembuluh darah tersebut menjadi penyebab ENS meninggal dunia.

Klinik Tutup

Sementara klinik tempat ENS melakukan operasi sedot lemak tampak tutup, Sabtu (27/7/2024).

Tak terlihat aktivitas apa pun di lokasi tersebut.

Pada papan pengumuman, sejatinya klinik kecantikan tersebut buka dari pukul 09.30 WIB hingga pukul 20.00 WIB.

Pengurus lingkungan setempat, Ketua RT 01/RW 05 Beji Timur, Imam Sutrisno menjelaskan, klinik kecantikan WSJ nampak tutup sejak dua hingga tiga hari lalu.

“Yang saya tahu 2-3 hari ini kok tidak ada operasional. Itu saya anggap sebagai libur atau apa itu aja saya tidak tahu persis ada kasus apa,” kata Imam saat ditemui, Sabtu (27/7/2024).

Imam mengaku tidak mengetahui adanya kasus pasien tewas di klinik kecantikan tersebut.

“Saya tahu dari Anda malah, tidak tahu (kasus kematian),” ujarnya.

Baca juga: Viral Ustaz YM Ngamuk hingga Ancam Warga Ambara Gorontalo, Kades: Itu Masalah Pribadi

Tak Izin Ketua RT

Dilanjutkan Imam Sutrisno, dirinya mempersoalkan mekanisme perizinan klinik kecantikan di wilayahnya itu.

Kata Imam, pengurus lingkungan tidak dilibatkan dalam perizinan operasional tempat usaha.

“Operasional sebagai sebagai sebuah usaha itu nggak pernah lewat kita karena regulasinya,” kata Imam saat ditemui di lokasi, Sabtu (27/7/2024), dikutip dari Tribun Depok.

“Ini juga jadi suatu pertanyaan enggak pernah melibatkan RT/RW terus sampai kelurahan,” sambungnya.

Kata Imam, izin usaha langsung ke dinas terkait tanpa memberitahu mereka selaku pengurus lingkungan.

Namun, patut disayangkan jika terjadi sesuatu persoalan atau masalah pengurus lingkungan setempat turut diminati keterangan.

“Termasuk macam penduduk aja begitu ada yang pindahan dari wilayah mana masuk ke sini atau dari sini masuk keluar itu langsung ke Dukcapil Kecamatan kita tidak tahu apa-apa,” ungkapnya.

Imam menambahkan, pemilik klinik kecantikan WSJ hanya memberitahu kepada pengurus lingkungan saat hendak mendirikan bangunan.

Namun, Imam tidak tahu-menahu apakah bangunan tersebut akan difungsikan untuk tempat tinggal atau justru lokasi usaha.

“Rumah tinggal (izinnya) kalau enggak salah, tapi saya tidak tahu persis itu sebagai rumah tinggal atau usaha salon, waktu itu saya enggak ingat lagi,” ungkapnya.

Kata Imam, klinik kecantikan WSJ baru pindah ke lingkungannya pada awal tahun 2024, sekitar bulan Februari atau Maret.

“Waktu awal itu di luar area kita artinya di luar RT 1/RW 05. Sekarang baru masuk ke RT kami, wilayah kami dan aktivitasnya memang awalnya sebagai sebuah calon kecantikan terus menambah ekspansi dalam bentuk sebuah klinik kecantikan,” ujarnya.


Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Nasib Dokter Tangani Sedot Lemak Selebgram Medan hingga Berujung Kematian, Pemilik Klinik Terseret

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved