Berita Ekonomi

Dua Mahasiswa UNG Jualan Klapertart karena Tak Ingin Terus-terusan Menyusahkan Orangtua

Dua mahasiswa tersebut adalah Zulkifli Hamidun sebagai pembuat produk dan Julkifli A. Idrus yang menangani pemasarannya. 

|
TribunGorontalo/PraillaLibriana
Dua mahasiswa pengusaha klapertart di Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Demi tak ingin membebani orangtua, dua mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) memilih jualan klapertart. 

Dua mahasiswa tersebut adalah Zulkifli Hamidun sebagai pembuat produk dan Julkifli A Idrus yang menangani pemasarannya. 

Bermodal teknik sederhana, kedua mahasiswa ini mampu menghasilan klapertart yang berkualitas. 

Jika biasanya klapertart dioven, dua mahasiswa ini justru memasaknya dengan dikukus.

Tekstur klapertart bisa saja berbeda, namun rasanya keduanya menjamin disukai banyak orang. 

Sebab, walaupun diproduksi dengan cara sederhana semacam itu, namun bahan-bahan yang digunakan termasuk premium. 

Baca juga: Waspada! Kir Angkutan Umum Gorontalo akan Dicabut jika Masih Pasang Poster Caleg Pemilu 2024

"Kita pakai bahan premium jadi sudah pasti rasanya berbeda," ujar Julkifli kepada TribunGorontalo.com, Rabu, (31/1/2024)

Saat ini kata keduanya, klapertart memang sedang menjadi makanan pencuci mulut (dessert) favorit warga Gorontalo.

Itulah alasan keduanya memilih jenis kue ini untuk diproduksi dengan target pasar mahasiswa. 

"Harganya terjangkau hanya Rp 3 ribu per cup karena target pasarnya itu mahasiswa," lanjutnya.

Sejak diproduksi kurang lebih setahun, kini klapertart milik kedua mahasiswa UNG ini sudah laris manis. 

Bahkan, banyak konsumennya sebetulnya dari instansi maupun hotel-hotel di Gorontalo.

Sebagai informasi, klapertart berasal dari bahasa Belanda, yakni klappertaart. Secara etimologi, gabungan dari dua kata, yakni kelapa dan taart atau telur.

Baca juga: Sosok Atsiilah Suryani Batara, Siswa Berprestasi Juara Dance Competition Gorontalo

Kue ini populer dari Manado, Sulawesi Utara (Sulut). Provinsi yang dulunya induk Gorontalo ini memang dikenal sebagai asal muasal kue ini. 

Biasanya, bahan klapertart terdiri dari kelapa, tepung terigu, susu, mentega, dan telur. 

Meski belum ada kajian akademis dan penelitian, namun resep klapertart konon warisan pendudukan Belanda di Manado

Terdapat beberapa macam cara memasak klappertaart. Bila dipanggang dan menggunakan roti, maka akan menghasilkan klappertaart dalam bentuk yang padat, bisa dipotong layaknya kue tart pada umumnya. 

Baca juga: Alasan Rumah Bersejarah HB Jassin Dibongkar, Ternyata Pernah Diajukan Jadi Cagar Budaya

Tetapi ada juga cara memasak yang tidak dipanggang. Ini akan menghasilkan tekstur yang lembut. 

Kue ini paling nikmat bila disantap dalam keadaan dingin jadi tidak boleh dibiarkan terlalu lama di luar pendingin.

Klapertart termasuk kue yang mengandung kalori yang cukup tinggi. 

Ada pengusaha klappertaart yang mencari campuran adonan yang lebih rendah jumlah kandungan kalorinya. 

Beberapa jenis klappertart menggunakan lemak rendah kalori, susu kalsium tinggi dan pemanis rendah kalori sebagai campuran adonannya menggantikan susu dan gula yang pada umumnya digunakan, sehingga menjadikan kue ini berkurang jumlah kalorinya. 

Klapertart rendah kalori memang sengaja dibuat agar orang-orang yang sedang diet bisa menikmatinya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved