Berita Internasional

Geger! Shell Hentikan Operasi di Laut Merah, Harga Minyak Dunia Bakal Melejit!

Faktor utama di balik keputusan ini adalah serangan bertubi-tubi Houthi terhadap kapal-kapal komersial yang melintasi jalur vital perdagangan global t

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
wirestock
Ilustrasi Kapal kargo diparkir di pelabuhan. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Perusahaan minyak raksasa Shell mengejutkan dunia dengan keputusan menghentikan seluruh operasinya di Laut Merah.

Faktor utama di balik keputusan ini adalah serangan bertubi-tubi Houthi terhadap kapal-kapal komersial yang melintasi jalur vital perdagangan global tersebut.

Dampaknya? Tak main-main, harga minyak dunia diprediksi bakal meroket!

Baca juga: Main Game Online Bisa Bikin Tuli? Ini Faktanya!

Keputusan Shell untuk hengkang dari Laut Merah didorong oleh kekhawatiran keamanan yang kian membuncah akibat serangkaian serangan drone dan misil terhadap kapal-kapal.

Situasi di jalur perdagangan utama ini makin genting dari hari ke hari. Gangguan diperkirakan bakal berimbas ke konsumen Eropa, memicu tekanan inflasi, berpotensi menunda atau membalikkan penurunan suku bunga, dan membahayakan kemungkinan pendaratan lembut ekonomi AS.

Keputusan Shell menghentikan seluruh pengiriman melalui Laut Merah merupakan cerminan meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.

Perusahaan besar pelayaran lainnya pun mengambil langkah serupa, dengan menghentikan sementara atau mengalihkan operasional mereka.

Gangguan di Laut Merah dan Terusan Suez berisiko mengguncang prospek ekonomi Uni Eropa dan suplai serta harga energi, dengan potensi dampak pada harga energi, inflasi, keterlambatan pengiriman, dan peningkatan biaya.

Baca juga: Macron Kirim Senjata Andalan: 40 Rudal SCALP dan Ratusan Bom Bantu Ukraina Menekan Rusia!

Perusahaan-perusahaan besar Eropa dan internasional telah mengumumkan penangguhan operasi akibat masalah rantai pasokan yang dipicu serangan di Laut Merah.

Penghentian pengiriman Shell melalui jalur Laut Merah/Terusan Suez menunjukkan meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut dan kekhawatiran eskalasi serangan Houthi terhadap pelayaran komersial.

Area ini telah menjadi target utama serangan pemberontak Houthi, sekutu Iran di Yaman, yang memicu tensi tinggi dan imbauan bagi para pelaut untuk menghindari Selat Bab el-Mandeb.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengumumkan komitmen bantuan senilai $21 juta untuk mendukung warga sipil Palestina yang terkena dampak konflik di kawasan tersebut.

Baca juga: Aljazair Tolak Kebebasan Taiwan, Tegaskan Komitmen Terhadap Prinsip Satu Tiongkok

Perpaduan peristiwa ini menyoroti sifat volatil kawasan tersebut dan saling keterkaitan antara suplai energi, stabilitas geopolitik, dan diplomasi internasional.

Keputusan Shell dan perusahaan besar lainnya untuk menghentikan operasi mereka di Laut Merah menggarisbawahi meningkatnya risiko di kawasan tersebut, membuktikan bahwa bahkan perusahaan raksasa sekalipun tidak kebal terhadap gejolak geopolitik. (*)

++Berita ini dioptimasi dari bnnbreaking.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved