UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-684: Rusia Diklaim Bisa Dikontrol Lewat Hukum Internasional

Kamikawa juga mengumumkan sumbangan 5 generator turbin gas bergerak dan 7 trafo, untuk membantu pemadaman listrik yang diakibatkan serangan Rusia.

- Dalam pembaruan intelijen, Kementerian Pertahanan Inggris (MoD) mengatakan Rosgvardia, Garda Nasional Rusia, harus meningkatkan sumber daya dan personelnya karena pergolakan di keamanan internal Rusia akibat perang di Ukraina.

- Sebanyak 5 anak termasuk di antara 11 orang yang tewas akibat serangan rudal Rusia yang menghantam Kota Pokrovsk di Ukraina timur pada Sabtu (6/1/2024), kata Vadym Filashkin sang gubernur wilayah Donetsk yang dikuasai Ukraina.

Menurut Reuters, Filashkin mengatakan kepada televisi Ukraina bahwa pasukan Rusia terlibat dalam “penembakan massal” di Pokrovsk sekitar pukul 15.00.

- Tugas utama kebijakan luar negeri Swedia di tahun-tahun mendatang adalah mendukung Ukraina, kata Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom dalam konferensi pertahanan.

- Inggris mengatakan pihaknya berencana menghabiskan 300 juta pound sterling untuk program produksi bahan bakar nuklir canggih yang cocok untuk reaktor pembangkit listrik generasi berikutnya.

Menteri Luar Negeri untuk Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Claire Coutinho memperingatkan bahwa Putin tidak akan melakukannya. menahan Inggris “untuk meminta tebusan bahan bakar nuklir”.

Para menteri berjanji untuk mengakhiri monopoli Rusia dalam memproduksi bahan bakar reaktor canggih.

- Di Rusia, lebih dari 100 penduduk Kota Belgorod di perbatasan Rusia telah dievakuasi ke daerah yang lebih jauh dari Ukraina, kata pejabat setempat.

Kota Belgorod sendiri hanya berjarak setengah jam perjalanan dari perbatasan dengan Ukraina, menjadikannya perhentian penting dalam jalur pasokan pasukan invasi Rusia.

Kota Belgorod telah mengalami penembakan besar-besaran dan serangan pesawat tak berawak.

- Charles Michel telah mengumumkan dia akan mengundurkan diri lebih awal sebagai presiden Dewan Eropa setelah mencalonkan diri dalam pemilihan parlemen Eropa yang dijadwalkan pada bulan Juni.

Langkah mengejutkan ini berarti para pemimpin Uni Eropa harus segera menyepakati penggantinya untuk menduduki jabatannya yang kosong di dewan, dan bisa membuka jalan bagi Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, untuk memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap pembuatan kebijakan UE.

(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar)