Viral Puskesmas Telaga

Bupati Gorontalo Nelson Lakukan Investigasi Eksternal Guna Ungkap Kasus di Puskesmas Telaga

Bupati Gorontalo Neslon Pomalingo, akan melakukan investigasi eksternal untuk mengungkap kasus di Puskesmas Telaga

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNGORONTALO/HERJIANTO TANGAHU
Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo  

Puncaknya, sekira pukul 01.30 Wita, Arif melarikan sang istri ke Puskesmas Telaga. Sepengetahuan dirinya, puskesmas tersebut buka 1x24 jam.

Alangkah kecewa Arif ketika sampai di puskesmas ia tak menemukan satu pun petugas nakes di sana.

Melihat sendal di depan pintu, Arif mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban dari orang di dalam ruangan.

Dalam kondisi istrinya mengerang kesakitan itu, Arif memutuskan untuk membawa istrinya ke RS Islam.

"Saya berusaha sendiri mengangkat istri saya ke atas bentor, tapi tidak bisa karena saat itu saya sendiri," kata Arif menggunakan aksen Gorontalo.

Beruntung ada seorang tukang bentor dan seorang laki-laki yang dalam kondisi mabuk, membantunya. Putus asa, Arif pun melarikan istrinya ke RS Islam di Kota Gorontalo.

Tiba di RS Islam, jantung istrinya ketika dicek sudah melemah, hingga kemudian meninggal dunia.

"Kita pe istri dorang dokter deng perawat ada periksa dokter bilang kita pe istri so meninggal dunia (Istri saya ketika diperiksa dinyatakan meninggal)," tulis Arif pada postingannya.

Arif membagikan curhatannya itu dengan mengunggah pula foto depan puskesmas tersebut. Saat dikutip TribunGorontalo.com, postingannya sudah dikomentari 4 ribu pengguna fb, dan dibagikan 6.9 ribu kali. 

"Mohon kpda dinas kesehatan kab.gorontalo & DPRD KABUPATEN GORONTALO untuk di tindak lanjuti kasus ini jgn sampai ada korban lagi seperti istri saya," tutup Arif dalam postingannya.

Kepala Puskesmas Telaga, dr. Meliana Panter menggambarkan kondisi puskesmas di malam itu. 

Menurutnya, sesuai jadwal piket jaga, ada 4 tenaga kesehatan (nakes) yang berjaga. Terdiri dari bidan 2 orang dan perawat 2 orang. 

“Tidak benar petugas tidak ada karena di kita itu ada jadwal piket pada malam itu ada 4 petugas,” katanya kepada TribunGorontalo, Sabtu (02/12/2023).

Hanya saja, ketika korban datang, 4 petugas ini dalam kondisi sibuk. 

Meliana menyebutnya “di waktu yang tidak tepat”. Saat korban datang bersama suaminya, petugas yang mestinya berjaga di UGD, sedang mengambil tabung oksigen di ruang belakang puskesmas. 

Jaraknya, menurut Meliana cukup jauh dari UGD, sehingga bisa saja saat suami korban berteriak, suaranya tidak terdengar. 

“Kalaupun informasinya yang bersangkutan berteriak, mungkin kalau dia berteriak di depan, tidak akan sampai ke belakang suaranya, apalagi depan jalan raya,” ungkapnya. (JIAN/WAWAN)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved