Perang Rusia Ukraina
Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-560: Korut akan Tanggung Akibatnya jika Jual Senjata ke Rusia
Update perang Rusia vs Ukraina hari ke-560, Rabu (6/9/2023): Amerika Serikat mengancam Korea Utara agar tak memasok senjata ke Rusia.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNGORONTALO.COM - Amerika Serikat menyerukan ancaman terhadap Korea Utara sebagai larangan untuk mengirim senjata ke Rusia yang bisa digunakan dalam invasi di Ukraina.
Dilansir TribunGorontalo.com dari Al Jazeera pada Rabu (6/9/2023) atau hari ke-560 perang, seorang pejabat tinggi Gedung Putih mengatakan Korea Utara akan membayar “harga” atau menanggung akibatnya jika menjual senjata ke Rusia untuk perangnya di Ukraina.
Seruan itu muncul setelah AS memperingatkan bahwa Korea Utara sedang melakukan pembicaraan dengan Rusia mengenai potensi kesepakatan senjata.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan pada Selasa (5/9/2023), bahwa AS yakin negosiasi antara Korea Utara dengan Rusia “berkembang secara aktif”.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-559: Kim Jong Un Bakal Temui Putin, Bahas Pasokan Senjata?
“Menyediakan senjata kepada Rusia untuk digunakan di medan perang untuk menyerang gudang gandum dan infrastruktur pemanas kota-kota besar menjelang musim dingin, untuk mencoba menaklukkan wilayah milik negara berdaulat modern," kata Sullivan kepada wartawan.
"Hal ini tidak akan memberikan dampak yang baik bagi Korea Utara, dan mereka akan menanggung konsekuensinya di komunitas internasional,” sambungnya.
Komentarnya muncul setelah pejabat lain di pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Senin (4/9/2023), bahwa Washington memperkirakan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-558: Rusia Disebut Eksploitasi WNA untuk Jadi Tentara
Sementara itu, Kremlin menolak mengomentari klaim AS tersebut, dan menekankan bahwa mereka “tidak bisa berkata apa-apa” mengenai laporan potensi pembicaraan langsung antara kedua pemimpin tersebut.
Diketahui bahwa terdapat tanda-tanda publik mengenai hubungan yang lebih erat antara Rusia dan Korea Utara dalam beberapa pekan terakhir.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah mengunjungi Korea Utara dan bertemu dengan Kim Jong Un pada bulan Juli lalu.
Kim Jong Un dan Putin juga bertukar surat bulan lalu yang berjanji untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-556: Rusia Hancurkan Kapal yang Coba Serang Jembatan Krimea
Pada hari Selasa, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel juga memperingatkan Korea Utara agar tidak memberikan senjata kepada Rusia.
Patel mengatakan kepada wartawan bahwa permintaan senjata Rusia kepada Korea Utara menunjukkan efektivitas sanksi AS yang dikenakan atas perang di Ukraina.
“Rusia terpaksa mencari senjata di seluruh dunia yang dapat digunakan dalam perang di Ukraina karena sanksi dan kontrol ekspor kami serta dampak yang ditimbulkannya,” kata Patel.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-555: Zelensky Pamer Senjata Jarak Jauh yang Bisa Jangkau 700 KM
Saat ditanya apa konsekuensi potensial yang akan dikenakan AS terhadap Korea Utara jika senjata dikirim ke Rusia, Patel tidak memberikan rincian.
Tetapi Patel mengatakan AS akan “mengambil langkah-langkah yang diperlukan” dalam koordinasi dengan mitra-mitranya.
Tahun lalu, AS menuduh Korea Utara diam-diam mengirimkan peluru artileri ke Rusia, sebuah tuduhan yang dibantah oleh pihak Putin dan Kim Jong Un.
Selain itu pada hari Selasa, Sullivan mengatakan pemerintahan Biden akan terus berupaya untuk “menghalangi Korea Utara” agar tidak menyediakan senjata kepada Rusia.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-554: 6 Pilot Militer Ukraina Tewas dalam Insiden Helikopter
“Kami akan terus menyerukan Korea Utara untuk mematuhi komitmen publiknya untuk tidak memasok senjata ke Rusia yang pada akhirnya akan membunuh warga Ukraina,” katanya.
Pavel Felgenhauer, seorang analis pertahanan dan militer, mengatakan kepada Al Jazeera pada hari Selasa, bahwa “ada kemungkinan” bahwa Putin bisa bertemu dengan Kim Jong Un minggu depan saat ia melakukan perjalanan ke Vladivostok, sebuah kota di timur jauh Rusia, untuk sebuah forum ekonomi.
“Saat ini, tampaknya hubungan antara Moskow dan Pyongyang berkembang pesat,” kata Felgenhauer.
“Kedua belah pihak memiliki banyak hal untuk ditawarkan satu sama lain, dan kedua belah pihak berada di bawah tekanan dan sanksi Barat, sehingga mereka tampaknya merupakan sekutu alami.” lanjutnya.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-552: Kembali Serang Wilayah Rusia, Drone Ukraina Dihancurkan
AS telah memperingatkan pesaing dan musuhnya, termasuk Tiongkok agar tidak membantu Rusia dalam serangan militernya di Ukraina.
AS juga telah memberi Kyiv bantuan militer, kemanusiaan, dan anggaran senilai miliaran dolar sejak Ukraina diinvasi Rusia pada 24 Februari 2022 lalu.
Pemerintahan Biden juga telah menjatuhkan sanksi berat terhadap Rusia sebagai hukuman atas perang tersebut.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-551: Rusia Dakwa Mantan Staf Konsulat AS atas Kasus Mata-mata
Setelah gagal merebut ibu kota Ukraina pada minggu-minggu awal invasi, Rusia membatasi tujuan perangnya hanya pada menduduki bagian timur negara itu. Ukraina melancarkan serangan balasan awal tahun ini tetapi hanya memperoleh sedikit kemajuan dalam melawan pasukan Rusia.
“Angkatan bersenjata Ukraina belum mencapai tujuan mereka di bidang apa pun,” ungkap Kementerian Pertahanan Rusia mengutip pernyataan Menhan Shoigu pada hari Selasa.
Sementara itu, pertempuran sengit telah terjadi dalam beberapa hari terakhir di wilayah tenggara Zaporizhia, Ukraina.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-549: Kremlin Bantah Jadi Dalang Kecelakaan Jet Bos Wagner
Lembaga pemikir Institut Studi Perang mengatakan pada hari Selasa, bahwa pasukan Ukraina telah maju melampaui beberapa parit anti-tank dan ladang ranjau padat di Zaporizhia, tampaknya membuat kemajuan melalui pertahanan Rusia.
Ukraina juga telah meningkatkan serangan lintas batasnya di Rusia.
Vyacheslav Gladkov, gubernur wilayah Belgorod Rusia, mengatakan pada hari Selasa, bahwa setidaknya 1 orang tewas akibat “penembakan berulang kali” dari Ukraina.
(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.