Perang Rusia Ukraina

Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-392: Putin Peringatkan Inggris soal Amunisi Depleted Uranium

Update perang Rusia vs Ukraina hari ke-392, Rabu (22/3/2023): Putin peringatkan Inggris agar tak kirim peluru yang mengandung depleted uranium ke Kyiv

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
via military-today.com
Ilustrasi tank tempur utama Challenger 2 buatan Inggris. Update perang Rusia vs Ukraina hari ke-392 pada Rabu, 22 Maret 2023: Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Inggris agar tidak mengirimkan peluru dengan kandungan depleted uranium yang digunakan sebagai amunisi tank tempur penembus baja, Challenger 2, ke Kyiv. 

TRIBUNGORONTALO.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan agar Inggris tidak mengirimkan perlengkapan militer berupa peluru yang mengandung depleted uranium (DU) ke Ukraina.

Rusia tampaknya tidak mau peluru berbahan depleted uranium yang digunakan sebagai amunisi tank tempur Challenger 2 milik Inggris akan dipasok ke Ukraina.

Dilansir TribunGorontalo.com dari Al Jazeera pada Rabu (22/3/2023) atau hari ke-392 perang, Putin telah memperingatkan bahwa Rusia akan "dipaksa untuk bereaksi" jika Inggris memberi Ukraina amunisi tank penembus baja yang mengandung depleted uranium.

Pada Selasa (21/3/2023), Putin bereaksi terhadap berita Menteri Negara di Kementerian Pertahanan Inggris Annabel Goldie, telah mengkonfirmasi bahwa amunisi yang mengandung depleted uranium adalah bagian dari paket bantuan militer yang dikirim ke Ukraina bersama dengan tank tempur Challenger 2.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Challenger 2, Tank Tempur Inggris yang Bakal Dikirim ke Ukraina untuk Lawan Rusia

“Inggris Raya mengumumkan tidak hanya pasokan tank ke Ukraina tetapi juga selongsong dengan depleted uranium (DU). Jika ini terjadi, Rusia terpaksa bereaksi,” kata Putin kepada wartawan setelah pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping di Kremlin.

“Jika semua ini terjadi, Rusia harus menanggapinya, mengingat Barat secara kolektif sudah mulai menggunakan senjata dengan komponen nuklir,” lanjutnya.

Sebelumnya, Goldie pada Senin (20/3/2023) menyatakan bahwa “bersamaan dengan pemberian kami satu skuadron tank tempur utama Challenger 2 ke Ukraina, kami akan menyediakan amunisi termasuk peluru penembus lapis baja yang mengandung depleted uranium”.

Amunisi itu “sangat efektif dalam mengalahkan tank modern dan kendaraan lapis baja”, menurut Goldie.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-391: Uni Eropa Sepakat untuk Pasok 1 Juta Peluru ke Ukraina

Sebagai informasi Depleted Uranium (DU) sendiri adalah produk sampingan dari proses pengayaan nuklir yang digunakan untuk membuat bahan bakar nuklir atau senjata nuklir.

Bobotnya cocok untuk digunakan dalam putaran penembus baja karena membantu mereka menembus baja dengan mudah.

Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan amunisi semacam itu sebagai "logam berat yang beracun secara kimiawi dan radiologis".

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-390: ICC Butuh Uang Tambahan setelah Perintahkan Putin Ditangkap

Adapun Kemenhan Inggris menolak peringatan Putin pada hari Selasa, dengan menyatakan bahwa peluru penembus baja itu telah menjadi peralatan standar selama beberapa dekade dan "tidak ada hubungannya dengan senjata atau kemampuan nuklir".

Kemenhan Inggris lantas menuduh Rusia melakukan disinformasi yang disengaja karena menggambarkan amunisi tersebut sebagai "senjata dengan komponen nuklir".

“Rusia mengetahui hal ini, tetapi dengan sengaja berusaha untuk memberikan informasi yang salah,” ungkap Kemenhan Inggris.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-388: Susul Polandia, Slovakia juga Bakal Beri Kyiv Jet MiG-29

Institute for the Study of War, sebuah think tank yang berbasis di Amerika Serikat, mengatakan pada hari Rabu bahwa Putin telah menggambarkan amunisi tersebut sebagai "peningkatan untuk mencegah bantuan keamanan Barat meskipun cangkangnya tidak mengandung bahan fisil atau radiologis".

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved