Perang Rusia Ukraina
Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-392: Putin Peringatkan Inggris soal Amunisi Depleted Uranium
Update perang Rusia vs Ukraina hari ke-392, Rabu (22/3/2023): Putin peringatkan Inggris agar tak kirim peluru yang mengandung depleted uranium ke Kyiv
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
Dilansir TribunGorontalo.com dari The Guardian, berbicara di Kremlin selama konferensi pers bersama setelah hari kedua pembicaraan dengan Xi Jinping, Putin mengatakan rencana perdamaian China "berkorelasi dengan sudut pandang Federasi Rusia".
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-383: Ribuan Jiwa Tewas dalam Pertempuran di Kota Bakhmut
Putin juga menyebut bahwa sekutu Barat Ukraina sejauh ini tidak menunjukkan minat di dalamnya.
China pada bulan lalu telah mengusulkan 12 poin rencana perdamaian untuk menghadapi perang.
Makalah tersebut sebagian besar mengulangi poin pembicaraan China tentang perang Ukraina, dengan seruan untuk dialog, menghormati kedaulatan teritorial semua negara, dan diakhirinya sanksi ekonomi.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-381: Bos Wagner Akui Tentara Bayarannya Kekurangan Amunisi
Itu mendesak semua pihak untuk menghindari eskalasi nuklir tetapi secara kritis tidak menyarankan Rusia menarik pasukannya.
Sedangkan pada hari Senin, Menlu AS Antony Blinken menyuarakan skeptisisme atas proposal "perdamaian" China, dengan memperingatkan bahwa itu bisa menjadi "taktik mengulur-ulur waktu" untuk membantu pasukan Rusia di Ukraina.
“Dunia tidak boleh dibodohi oleh langkah taktis apa pun oleh Rusia, yang didukung oleh China atau negara lain mana pun, untuk membekukan perang dengan caranya sendiri.” tegas Blinken.
Selanjutnya pada hari Selasa, Jubir Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan AS tidak melihat China mampu menjadi mediator yang tidak memihak antara Moskow dan Kyiv atas perang di Ukraina.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-380: Kyiv Mencaci Serangan Rudal yang Tewaskan 9 Warga Sipil
Itu adalah kritik paling langsung dari tujuan China untuk menjadi perantara dalam upaya mengakhiri perang.
“Saya kira Anda tidak bisa memandang China sebagai tidak memihak dengan cara apa pun,” sebut Kirby.
Kirby mencatat bahwa China telah menahan diri untuk tidak mengkritik invasi Rusia ke Ukraina dan terus membeli minyak Rusia bahkan ketika Barat menjatuhkan sanksi pada industri energi Moskow untuk membuat Kremlin kekurangan uang untuk membayar perang.
China, lanjut Kirby, juga "terus menirukan propaganda Rusia".
(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.