Arti Kata
Memahami Apa Itu Avoidance Conflict, Situasi Psikologis Bharada E yang Bikin Masalah Tak Selesai
Ahli psikologi sebut terdakwa pembunuhan berencana Brigadir J sekaligus ajudan Ferdy Sambo, Bharada E cenderung memiliki situasi avoidance conflict.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNGORONTALO.COM - Terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu (Bharada E) disebut cenderung memiliki situasi psikologis berupa avoidance conflict.
Situasi psikologis avoidance conflict Bharada E itu diungkapkan ahli psikologi dalam sidang kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J).
Apa Itu Avoidance Conflict?
Dilansir TribunGorontalo.com dari laman kemkes.go.id, Avoidance Conflict atau menghindari konflik merupakan salah satu dari 6 situasi yang membentuk tipe konflik dalam pskilogis menurut Pakar Psikologi Dollard dan Miller.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Hipomania, Kendala Psikologis yang Dialami Bharada E Terdakwa Kasus Brigadir J
Avoidance conflict dikaitkan dengan suatu hal yang tidak diinginkan atau perihal yang ingin dijauhi.
Ketika seseorang menemukan suatu hal yang tidak disukai atau yang mengancam keamanan dan kenyamanan dirinya, maka dia akan berusaha untuk menghindari hal tersebut sejauh mungkin.
Pada situasi ini, semakin seseorang itu mendekati suatu hal yang tidak diinginkan, maka semakin besar pula keinginannya menjauh ataupun menghindar dari hal tersebut.
Baca juga: Ronny Talapessy Rela Jadi Pengacara Pro Bono Bharada E di Kasus Brigadir J, Apa Itu Pro Bono?
Adapun tipe konflik psikologis menurut Dollard dan Miller tersebut di atas antara lain approach conflict, avoidance conflict, approach-approach conflict, avoidance-avoidance conflict, approach-avoidance conflict, dan double approach-avoidance conflict.
Sementara itu, dilansir TribunGorontalo.com dari Encyclopedia Britannica, konflik dalam psikologi, membangkitkan dua atau lebih motif kuat yang tidak dapat diselesaikan bersama.
Dilansir TribunGorontalo.com dari Healthline, penghindaran konflik atau conflict avoidance adalah jenis perilaku yang menyenangkan orang yang biasanya muncul dari rasa takut yang mengakar untuk membuat orang lain kesal.
Baca juga: Apa Itu Saksi Mahkota? Istilah yang Disematkan ke Bharada E, Siap Kejutkan Persidangan Ferdy Sambo
Banyak dari kecenderungan ini dapat ditelusuri kembali ke pertumbuhan di lingkungan yang meremehkan atau terlalu kritis.
Orang yang menanggapi konflik dengan cara ini sering mengharapkan hasil negatif dan merasa sulit untuk mempercayai reaksi orang lain.
Dengan kata lain, menegaskan pendapat seseorang itu bisa tampak menakutkan atau menakutkan.
Dia lebih suka dilihat sebagai "orang baik" di tempat kerja, misalnya, atau mungkin menghindar dari konflik yang terbuka dan sehat agar tidak terjadi konflik.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Tonic Immobility, Respons yang Berpotensi Kuat Dialami Putri Candrawathi
Situasi Psikologis Bharada E
