Perang Rusia Ukraina

Begini Tanggapan Rusia soal Pembatasan Harga Gas yang Disepakati Uni Eropa untuk Atasi Krisis Energi

Saling berseteru akibat invasi di Ukraina, begini kata Rusia saat menanggapi kesepakatan Uni Eropa (UE) terkait pembatasan harga gas.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Wahid Nurdin
Tangkapan Layar The Guardian
Foto Presiden Rusia Vladimir Putin saat memberikan pidato dalam rangka perayaan Hari Kemenangan 'Victory Day' pada Senin, 9 Mei 2022. Kabar terbaru dalam perang Rusia vs Ukraina hari ke-301 pada Rabu (21/12/2022) adalah Rusia buka suara menanggapi keputusan Uni Eropa (UE) terkait pembatasan harga gas. 

TRIBUNGORONTALO.COM - Rusia buka suara menangapi pembatasan harga gas yang telah disepakati Uni Eropa (UE).

Sebagaimana diketahui, Uni Eropa akhirnya telah menyetujui batas harga gas untuk mengatasi krisis energi imbas perang Rusia vs Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022.

Rusia menilai langkah Uni Eropa ini merupakan pelanggaran terhadap harga pasar untuk gas di Eropa.

Dilansir TribunGorontalo.com dari euronews pada Rabu (21/12/2022), kesepatakan tentang pembatasan harga gas ini dicapai UE setelah berbulan-bulan pertentangan politik terkait sikap yang diambil di tengah invasi Rusia ke Ukraina yang berimbas pada krisis energi.

Baca juga: Atasi Krisis Energi Imbas Perang Rusia-Ukraina, Uni Eropa Akhirnya Sepakati Batas Harga Gas

Adapun, Uni Eropa menyetujui pembatasan harga gas ini selama pertemuan Dewan Energi di markas mereka di Brussel, Belgia pada Senin (19/12/2022).

"Menyetujui hari ini bukan hanya kewajiban kita," kata Menteri Perdagangan Ceko Jozef Síkela kepada wartawan.

"Yang paling penting adalah tugas kami terhadap warga dan bisnis kami yang menunggu kami untuk bertindak." lanjutnya.

Ini merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya ditujukan untuk membatasi harga energi.

Baca juga: Vladimir Putin Akui Pasukannya Alami Kesulitan Hadapi Ukraina di Wilayah yang Dicaplok Rusia

Pasalnya UE kini terhuyung-huyung dari krisis yang diperburuk oleh keputusan Rusia untuk berhenti memasok bahan bakar fosil ke blok 27 negara itu untuk membalas sanksi atas perang di Ukraina.

Batas tersebut akan dipicu ketika harga gas mencapai 180 euro (Rp 3 juta) per megawatt-jam selama setidaknya tiga hari perdagangan berturut-turut.

Ini adalah perubahan yang signifikan dari proposal awal oleh Komisi Eropa yang berencana mengaktifkan batas atas ketika harga gas mencapai 275 euro (Rp 4,5 juta)/MWh selama 10 hari berturut-turut.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-300: Kunjungi Belarus, Putin Bahas Ini dengan Lukashenko

Harga diperdagangkan minggu lalu sekitar 135 euro (Rp 2,2 juta) per megawatt-jam.

Adapun penutupan gas akan dilaksanakan pada 1 Februari dan mulai berlaku pada 15 Februari.

Ini akan dilengkapi dengan persyaratan ketat dan perlindungan untuk penangguhan jika itu menjadi bumerang.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-252: Dilanda Krisis Energi, Zelensky Sambat ke Uni Eropa

Pejabat UE sebelumnya menggambarkannya sebagai instrumen "pencegahan" yang bertujuan mencegah episode volatilitas dan spekulasi yang paling berlebihan.

Tujuan UE adalah untuk mencegah lonjakan pemecah rekor yang dialami Title Transfer Facility (TTF) selama musim panas ketika pemerintah bergegas memompa gas ke penyimpanan bawah tanah mereka.

Harga sejak saat itu stabil tetapi tetap tinggi.

Baca juga: Update Invasi Hari Ke-299: Zelensky Waspadai Perbatasan Ukraina-Rusia saat Putin Kunjungi Belarus

Pembatasan tersebut akan secara eksklusif berlaku untuk kontrak satu bulan ke depan, tiga bulan ke depan dan tahun ke depan yang dicapai di TTF, yang mewakili lebih dari seperlima transaksi hub tetapi memiliki pengaruh besar pada semua transaksi gas.

Perlindungan semacam itu menjadi perhatian khusus bagi negara-negara seperti Jerman, Belanda, Austria, Denmark, dan Estonia, yang selama berbulan-bulan menyatakan sangat skeptis mengenai batasan harga.

Yang mana dengan alasan pasokan andal ialah prioritas yang lebih besar daripada harga yang terjangkau.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-299: Inggris Umumkan Bantuan Baru Senilai 250 Juta Pound ke Kyiv

Di sisi lain, negara-negara seperti Belgia, Polandia, Italia, Yunani, Spanyol, dan Portugal bersikeras bahwa batas harga adalah alat yang sangat diperlukan untuk memerangi krisis energi.

Selain itu juga melindungi konsumen dan perusahaan dari tagihan yang meroket.

Jerman memberikan suara mendukung pembatasan pada hari Senin, sementara Belanda dan Austria abstain.

Di sisi lain, Hongaria memberikan suara menentangnya.

Baca juga: Bangkit setelah Dihantam Puluhan Rudal Rusia, Ukraina Cabut Status Darurat Energi Listrik

Tanggapan Rusia

Dilansir TribunGorontalo.com dari Al Jazeera, menyusul pengumuman kesepakatan UE tentang pembatasan harga gas tersebut, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pun angkat bicara.

Peskov mengatakan bahwa keputusan tersebut merupakan serangan terhadap harga pasar, menurut kantor berita Rusia Interfax.

“Ini adalah pelanggaran terhadap penetapan harga pasar, pelanggaran terhadap proses pasar, setiap rujukan ke batas (harga) tidak dapat diterima,” kata Peskov.

(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved