Berita Nasional

Guru Honorer Masih Digaji Rp300 Ribu, DPR Desak Pemerintah Naikkan Gaji

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, kembali menyoroti kondisi kesejahteraan guru honorer di Indonesia.

Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
PROTES -- Para guru protes gaji yang hanya Rp 300 ribu per bulan. 

“Nominal tersebut masih di bawah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) terendah 2024, yakni Banjarnegara sebesar Rp 2.038.005. Artinya, bahkan di daerah dengan biaya hidup paling rendah sekalipun, guru—terutama honorer—tetap kesulitan memenuhi kebutuhan dasar,” jelas Anwar, Selasa (21/5/2024).

Dengan rata-rata tanggungan tiga anggota keluarga, 89 persen guru mengaku penghasilannya pas-pasan atau kurang, hanya 11 persen yang merasa cukup. Untuk menutup kebutuhan, 55,8 persen guru mencari pekerjaan tambahan, meski mayoritas hanya menghasilkan kurang dari Rp 500 ribu per bulan.

Jenis pekerjaan sampingan yang paling banyak dipilih antara lain:

Mengajar privat/bimbel (39,1 persen)

Berdagang (29,3 persen)

Bertani (12,8 persen)

Buruh (4,4 persen)

Konten kreator (4 persen)

Driver ojek daring (3,1 persen)

Terjerat Utang dan Gadai Barang Berharga

Minimnya penghasilan membuat 79,8 persen guru mengaku memiliki utang.

Sumber pinjaman terbanyak berasal dari Bank/BPR (52,6 persen), disusul keluarga/kerabat (19,3 persen), koperasi (13,7 persen), teman/tetangga (8,7 persen), dan pinjaman online (5,2 persen).

Dalam kondisi terdesak, 56,5 persen guru pernah menjual atau menggadaikan barang berharga.

Barang yang paling sering digadaikan adalah perhiasan emas (38,5 persen), BPKB kendaraan (14 persen), sertifikat rumah/tanah (13 persen), motor (11,4 persen), emas kawin (4,3 persen), hingga SK PNS (3,9 persen).

Meski kesejahteraan jauh dari layak, 93,5 persen responden menyatakan tetap ingin mengajar hingga pensiun.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved