Berita Internasional
Trump dan Netanyahu Sepakat Soal Rencana Damai Gaza, Hamas Belum Beri Kepastian
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan dukungan bersama
Pertemuan hari Senin menandai peningkatan upaya diplomatik dari Trump, yang selama kampanye presiden 2024 berjanji akan segera mengakhiri konflik dan sejak itu berulang kali mengklaim bahwa kesepakatan damai sudah dekat, meski belum terwujud.
Rencana damai ini sebelumnya telah dipresentasikan kepada negara-negara Arab dan Muslim di sela-sela Sidang Umum PBB.
Trump menyampaikan proposalnya dengan penuh semangat, namun mengakhiri konferensi pers tanpa menjawab pertanyaan wartawan.
Netanyahu memuji Trump sebagai sahabat Israel, namun tetap menjaga jarak terhadap beberapa poin dalam rencana tersebut, termasuk reformasi yang diminta dari Otoritas Palestina dan prospek negara Palestina di masa depan.
Otoritas Palestina menyambut baik upaya Trump dan menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan AS dan mitra internasional guna mencapai kesepakatan komprehensif, seperti dilaporkan kantor berita Wafa.
Netanyahu menghadapi tekanan dari keluarga sandera dan publik Israel yang lelah perang.
Namun, ia juga berisiko kehilangan dukungan dari koalisi pemerintahnya jika para menteri sayap kanan menganggap ia terlalu banyak memberi konsesi demi perdamaian.
Steven Cook dari Council on Foreign Relations menyatakan bahwa akhir perang mungkin semakin dekat, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
“Qatar harus menekan Hamas, dan Netanyahu harus meyakinkan kabinet keamanannya,” katanya.
Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya.
Sejak itu, lebih dari 66.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Israel meluncurkan salah satu serangan terbesar bulan ini, dengan Netanyahu menyatakan ingin menghapus Hamas dari kantong terakhirnya.
Perang telah menghancurkan sebagian besar Gaza dan menciptakan krisis kemanusiaan besar.
Rencana AS yang disusun oleh utusan khusus Steve Witkoff dan penasihat Timur Tengah Jared Kushner mencakup gencatan senjata, pembebasan semua sandera dalam 72 jam, penarikan bertahap pasukan Israel, rekonstruksi Gaza, pemerintahan transisi teknokrat Palestina, serta pengawasan oleh “Dewan Perdamaian” internasional yang diketuai Trump dan termasuk mantan PM Inggris Tony Blair.
Rencana ini juga menyebut kemungkinan negara Palestina setelah Gaza dibangun kembali dan Otoritas Palestina melakukan reformasi, meski tanpa rincian jelas.
Netanyahu tetap menolak gagasan negara Palestina dan menentang kontrol penuh Otoritas Palestina atas Gaza.
Meski rencana damai ini mendapat dukungan dari Israel dan sejumlah negara Arab, keberhasilannya sangat bergantung pada sikap Hamas.
(*)
(Sumber: timeslive.co.za)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/Presiden-Donald-J-Trump-mengadakan-panggilan-telepon-trilateral.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.