Update Kondisi Nepal
30 Orang Tewas dan Lebih dari 1.000 Terluka dalam Aksi Protes Gen Z di Nepal
Kementerian Kesehatan dan Kependudukan Nepal melaporkan bahwa hingga saat ini sebanyak 30 orang meninggal dunia.
Jalanan sepi di bawah jam malam tanpa batas waktu, toko-toko tutup, dan bandara internasional ditutup total.
Gedung parlemen Nepal hangus terbakar, rumah-rumah pejabat termasuk kediaman pribadi PM Oli dan Presiden Ram Chandra Poudel diserbu dan dirusak massa.
Dalam surat pengunduran dirinya kepada Presiden Poudel, Oli menyatakan mundur demi meredakan ketegangan dan membuka jalan bagi penyelesaian politik sesuai konstitusi.
Namun, pengunduran diri itu tidak serta-merta menghentikan amarah publik. Ribuan demonstran tetap memenuhi jalanan, menyerukan pembubaran parlemen dan pemilu baru.
“Pemerintah telah jatuh, dan kaum muda telah memenangkan protes,” tulis Sudan Gurung, tokoh demonstrasi, dalam unggahan Instagram yang viral setelah platform itu kembali bisa diakses melalui VPN.
Militer Nepal, di bawah komando Jenderal Ashok Raj Sigdel, menyerukan perdamaian dan dialog.
Namun, pasukan bersenjata tetap dikerahkan ke titik-titik strategis, termasuk kompleks pemerintahan dan bandara.
Presiden Poudel juga dilaporkan telah mengundurkan diri beberapa jam setelah Oli menyatakan mundur.
Demonstrasi ini dikenal sebagai “Gerakan Gen Z Nepal”, karena didominasi anak-anak muda yang muak dengan korupsi dan minimnya peluang kerja.
Selama bertahun-tahun, jutaan warga Nepal memilih merantau ke Malaysia, Timur Tengah, dan Korea Selatan demi menyambung hidup.
Situasi di Nepal kini menjadi perhatian internasional. Perdana Menteri India Narendra Modi menggelar rapat darurat kabinet keamanan dan menyerukan ketertiban.
“Stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran Nepal sangat penting. Saya memohon saudara-saudari di Nepal menjaga ketertiban,” tulis Modi di X. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.