MBG di Gorontalo

Demi Ibu yang Sakit, Eshan Siswa Kelas 1 SD di Gorontalo Rela Tak Makan MBG: Mau Makan dengan Mama

Sepiring makanan bergizi dari sekolah tampaknya sederhana bagi kebanyakan orang. Namun, Menurut Eshan, sepiring makanan itu punya makna dalam.

Penulis: Arianto Panambang | Editor: Prailla Libriana Karauwan
TribunGorontalo.com/Arianto Panambang
MBG LIMBOTO - Wawancara bersama Eshan, Siswa kelas 1 SD di SDN 5 Limboto yang tak membuka kotak Makan Bergizinya, Kamis (31/7/2025). Kata Eshan, makanan itu ingin dia bawa pulang untuk disantap bareng sang ibu di rumah. 

‎‎TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Sepiring makanan bergizi lengkap dari sekolah jika dilihat hanyalah hal sederhana bagi kebanyakan orang.

‎Tapi bagi Eshan Ramadan Alfarezy Bouty, siswa yang duduk di kelas 1 SDN 5 Limboto ini memiliki makna lain.

Menurut Eshan, sepiring makanan itu punya makna mendalam sebagai bentuk cinta dan kepeduliannya untuk orang tua di rumah.

Saat peninjauan langsung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Gorontalo tepat di sekolahnya, Eshan tampak duduk diam.

Di saat teman-temannya lahap menyantap makanan yang dibagikan, Eshan justru enggan membuka kotak makanannya.

Baca juga: Pemerintah Bakal Kenakan Pajak dari Pengguna Media Sosial, Kemenkeu Beberkan Penjelasannya

Sikap itu pun seketika menjadi perhatian khusus apalagi kegiatan itu dihadiri langsung oleh Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail.

“Kenapa tidak dimakan, Nak?” tanya Gusnar saat menghampiri Eshan.

Dengan suara pelan, bocah berusia 7 tahun itu menjawab “Tidak mau.”

Namun di balik jawaban singkat itu, ternyata tersimpan alasan yang sangat menyentuh.

Baca juga: Mau Dapat Bansos PKH, BPNT, hingga KIS? Simak Cara Daftarnya Lengkap Secara Online dan Offline

Tak hanya Gusnar, gurunya pun bertanya alasan Eshan tak mau makan makanannya bahkan untuk membuka kotak makananya pun tidak dia lakukan.

Eshan dengan polos berkata ia ingin membawa makanan itu pulang lalu dimakan bersama ibunya di rumah.

‎"Mau dimakan dengan mama," ucap Eshan menunduk.

‎Sontak jawaban itu membuat Gubernur Gusnar Ismail, para guru dan semua orang yang ada di tempat itu terdiam. 

Rasa haru menyelimuti suasana kelas pagi itu.

‎“Makanan ini untuk mama dan papa,” ucap Eshan lirih kepada TribunGorontalo.com, Kamis (31/7/2025).

Kata Eshan, ibunya baru saja pulang usai menjalani perawatan medis di Rumah Sakit.

Baca juga: Cek Rekeningmu Sekarang! 3 Jenis Rekening Ini Bisa Diblokir PPATK Jika Tidak Dipakai

Hal itu lah yang membuat anak berusia 7 tahun itu ingin membawa pulang makanan yang didapatinya dari sekolah.

‎Rahman Lapangi, guru kelas Eshan pun membenarkan hal itu.

‎“Ibunya memang lagi sakit, sempat dirawat beberapa hari,” katanya.

‎Bagi anak seusia Eshan, keputusan untuk tidak menyantap makanan gratis di sekolah untuk orang tuanya menunjukkan sikap kepedulian yang luar biasa.

‎Di balik tubuh kecilnya, ternyata ada hati besar yang dipenuhi rasa kasih sayang.

Baca juga: Sambut HUT RI, Warga Diimbau Kibarkan Bendera Merah Putih di Agustus 2025, Ini Aturan Pasangnya

‎Kisah Eshan pun menjadi potret kecil dari dampak besar program MBG, bukan hanya sebagai asupan gizi bagi siswa, tapi juga jembatan empati dan cinta di tengah keluarga.

‎Program Makan Bergizi Gratis di Gorontalo sendiri merupakan bagian dari program nasional yang ditujukan untuk mendukung pemenuhan gizi anak sekolah.

‎Namun di tangan anak-anak seperti Eshan, program ini menjadi lebih dari sekadar angka dan data ia menjadi simbol kasih yang tulus. (*)

 

(TribunGorontalo.com/Arianto Panambang)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved