Lipsus Harga Beras
Harga Beras Gorontalo Tembus Rp 800 Ribu per Koli, Pedagang Kelimpungan
Harga beras di Pasar Sentral Kota Gorontalo terus merangkak naik hingga menembus Rp800 ribu per koli atau karung.
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Harga beras di Pasar Sentral Kota Gorontalo terus merangkak naik hingga menembus Rp800 ribu per koli atau karung.
Kenaikan harga yang signifikan ini mulai dirasakan para pedagang sejak beberapa bulan terakhir.
Non Abdullah, pedagang beras asal Kelurahan Ipilo, Kecamatan Kota Timur, mengaku harga beras yang ia ambil dari distributor awalnya hanya Rp600 ribu per koli.
Namun perlahan naik menjadi Rp650 ribu, lalu Rp660 ribu, hingga kini mencapai Rp780 ribu per koli.
“Sekarang harga pengambilan sudah Rp780 ribu, jadi kita jual Rp800 ribu,” kata Non kepada Tribun Gorontalo, Selasa (22/7/2025).
Untuk jenis beras tertentu, seperti Pandan Wangi, harganya kini tembus Rp16 ribu per kilogram atau Rp14 ribu per liter.
Sementara untuk beras Membramo, harganya Rp14 ribu per kilogram atau Rp12 ribu per liter.
“Kalau kualitasnya bagus, harganya juga naik,” tambahnya.
Kenaikan harga beras ini berdampak pada omzet para pedagang.
Non mengaku, biasanya pelanggan membeli beras satu koli penuh, tetapi sekarang hanya membeli sekitar 20 kilogram.
“Karena mahal, orang beli sedikit-sedikit saja. Pendapatan saya turun,” keluhnya.
Menurut Non, kenaikan harga beras diduga karena banyak petani gagal panen akibat serangan hama.
“Banyak padi diserang tikus dan ulat, jadi hasil panen rusak,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Ramla Bakari, pedagang beras lainnya di Pasar Sentral.
Ia mengatakan harga pengambilan beras saat ini berkisar Rp730 ribu per koli, yang kemudian dijual Rp780 ribu hingga Rp790 ribu per koli.
Ramla biasanya mengambil beras dari Bongomeme, Kabupaten Gorontalo. Kenaikan harga ini membuat biaya angkut barang juga meningkat.
“Pembeli sekarang turun, apalagi rumah makan sangat terasa. Biasanya ambil banyak, sekarang sedikit,” ucap Ramla.
Beberapa jenis beras yang ia jual, seperti Pandan Wangi, beras pulo, dan beras superwin, kini dipatok Rp14 ribu hingga Rp16 ribu per kilogram.
“Kalau jual Rp16 ribu, untungnya juga sedikit,” tuturnya.
Ramla juga menilai, penyebab kenaikan harga beras karena banyak petani gagal panen.
“Setahu saya, banyak petani gagal panen, ada yang panen tapi hasilnya sedikit, jadi harga naik,” jelasnya.
Para pedagang berharap pemerintah segera turun tangan mencarikan solusi agar harga beras bisa kembali stabil dan pembeli tidak semakin berkurang.
Pantauan Tribun Gorontalo di lapangan, kondisi Pasar Sentral Kota Gorontalo masih sama seperti hari-hari sebelumnya.
Suasana pasar sepi pembeli, sementara pedagang hanya bisa berharap ada langkah nyata dari pemerintah untuk mengatasi masalah harga beras yang melonjak.
(*)
Ketua DPRD Gorontalo Zulfikar Usira Sebut Operasi Pasar Jadi Solusi Sementara Tekan Harga |
![]() |
---|
Panen Raya di Kabupaten Gorontalo, Harapan Baru Tekan Harga Beras Melambung |
![]() |
---|
Harga Beras Naik, Warga Gorontalo Pilih Beras Jagung hingga Umbi-umbian |
![]() |
---|
Lonjakan Harga Beras Bikin Penjual 'Nasi Kucing' Gorontalo Berencana Kurangi Porsi |
![]() |
---|
Akademisi Gorontalo Ungkap 3 Pemicu Kenaikan Harga Beras: Kemarau Panjang hingga Panen Tak Serentak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.