Berita Boalemo

Pantas Hujan Sebentar Langung Banjir, Ternyata Pegunungan di Boalemo Gorontalo Sudah Gundul

Desa Mohungo di Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, kembali diterjang banjir.

Penulis: Nawir Islim | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Nawir Islim, TribunGorontalo.com
GUNUNG GUNDUL PENYEBAB BANJIR -- Gunung-gunung di sekitar Desa Mohungo terlihat gundul akibat alih fungsi lahan menjadi perkebunan jagung. Kondisi ini memicu limpasan air hujan langsung ke permukiman dan menjadi pemicu utama banjir berulang. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Boalemo – Desa Mohungo di Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, kembali diterjang banjir.

Penyebab utamanya bukan sekadar hujan deras, melainkan kerusakan lingkungan yang semakin parah, terutama akibat gundulnya gunung-gunung di sekitar desa tersebut.

Menurut Azlan Saido, perwakilan dari Bidang Sungai Dinas PUPR Boalemo, banjir terjadi karena hilangnya tutupan hutan yang dulunya menjadi benteng alami penahan air hujan.

“Dulu masih banyak pepohonan di gunung. Sekarang sebagian besar sudah dibabat untuk jagung. Jadi saat hujan deras, tidak ada yang menahan air di atas, langsung mengalir deras ke bawah,” ujar Azlan saat ditemui, Senin (23/6/2025).

Selain meningkatkan limpasan permukaan, kondisi itu juga mempercepat sedimentasi sungai.

Lumpur dan tanah terbawa turun ke badan sungai, menyempitkan alur dan mengurangi daya tampungnya.

Hujan Sedang Saja Sudah Banjir

Kepala BPBD Boalemo, Roslina Karim, membenarkan bahwa banjir di Desa Mohungo kini terjadi lebih sering, bahkan hanya dengan hujan intensitas sedang.

“Ini tanda bahwa daya serap tanah sudah sangat buruk. Dulu hujan deras pun belum tentu banjir, sekarang sebentar hujan saja air sudah naik,” jelas Roslina.

Embung Jadi Opsi, Tapi Butuh Waktu

Pemerintah daerah bersama instansi terkait kini sedang membahas sejumlah solusi jangka panjang.

Salah satu yang menjadi fokus adalah pembangunan embung di daerah hulu untuk menampung air hujan dan memperlambat aliran air menuju permukiman.

“Kami sedang kaji kemungkinan pembangunan embung sebagai penahan air hujan. Tapi ini butuh perencanaan teknis dan juga dukungan dari berbagai pihak,” terang Azlan.

Selain embung, langkah lain yang dibicarakan termasuk normalisasi sungai, pembangunan saluran air tambahan, serta edukasi dan pendekatan kepada petani soal pentingnya menjaga tutupan hutan.

BPBD juga telah mengusulkan penerapan sistem pertanian berkelanjutan untuk mengurangi praktik pembukaan lahan secara membabi buta.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved