Perang Iran dan AS
4 Kemungkinan Dampak Pasca Serangan AS ke Iran, Perang Jadi Lebih Besar
Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke tiga fasilitas utama nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025) WIB.
Iran mungkin akan melakukan inovasi baru untuk membuat senjata tersebut setelah para ilmuwan nuklir terkemuka mereka dibunuh oleh Israel.
“Anda akan mulai melihat eskalasi yang lebih luas yang selama ini mereka tahan,” kata Direktur Program Timur Tengah dan Afrika Utara di Chatham House, Sanam Vakil.
"Bagaimanapun juga, Iran hanya memiliki sedikit pilihan lain untuk mencegah serangan di masa depan," imbuhnya.
Parlemen Iran secara terbuka telah mendiskusikan penarikan diri dari Perjanjian Nonproliferasi Nuklir.
Perjanjian Nonproliferasi Nuklir adalah perjanjian yang mengharuskan Iran untuk tunduk pada pengawasan
Badan Energi Atom Internasional dan kewajiban transparansi lainnya serta berkomitmen untuk tidak membangun bom nuklir.
Sejauh ini, pemerintah telah menegaskan dan kembali mendesak sejak lama bahwa program nuklir Iran semata-mata hanya untuk tujuan damai.
Akan tetapi, Iran dengan tegas menolak untuk menyerah pada tuntutan AS yang menginginkan untuk menghentikan pengayaan uranium.
Iran mengatakan bahwa mereka memiliki hak untuk program nuklir sipil.
2. Perang menjadi lebih besar
Dalam beberapa hari terakhir, Iran telah menghindari serangan terhadap pasukan AS atau target lainnya yang bisa menarik negara itu dalam pertempuran dengan Israel.
Sebagai contoh, Iran menahan diri untuk tidak menyerang pasukan atau pangkalan Amerika di Timur Tengah di tengah gempuran serangan balasan berupa rudal ke Israel.
Iran juga tidak menyerang negara-negara Arab yang bersekutu dengan AS, seperti Arab Saudi atau Uni Emirat Arab.
Iran tidak pula membuat harga minyak dunia melonjak dengan menutup atau mengganggu lalu lintas di Selat Hormuz, jalur pengiriman minyak yang vital di selatan Iran.
Namun, seorang pejabat Iran telah memperingatkan bahwa Iran dapat melakukan hal itu jika AS ikut terlibat dalam serangan.
Di sisi lain, keterlibatan AS dalam serangan justru membuat sekutu Iran di wilayah tersebut, termasuk Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, dan kelompok-kelompok bersenjata di Irak ikut berperang. Ahli Iran di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa.
Ellie Geranmayeh mengatakan, jika AS mencoba memaksa Iran untuk menyerah, negara itu justru akan terus menerus menyerang sampai batas kemampuannya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.