Keracunan Makanan

Bertambah! Total 102 Warga Alami Gejala Keracunan Makanan di Talumolo Gorontalo

Jumlah korban dugaan keracunan makanan usai menghadiri acara doa arwah 40 hari di Gorontalo, meningkat.

Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
Photo by Jefri Potabuga
WARGA KERACUNAN--Warga di Kota Gorontalo alami keracunan usai makan makanan di tahlilan 40 hari, Rabu (28/5/2025). Foto: TribunGorontalo.com/Jefri Potabuga 

Kondisi Beberapa Korban Mulai Membaik

Kabar baiknya, beberapa korban yang sebelumnya dirawat di rumah sakit mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Dokter Penanggungjawab Penyakit Dalam Rumah Sakit (RS) Multazam Kota Gorontalo, Alexander Weliyangan, menyampaikan bahwa kondisi lima pasien yang dirawat di sana dalam proses pemulihan.

"Kondisi pasien saat ini sudah mulai membaik," ungkapnya kepada Tribun Gorontalo.

Proses pemeriksaan saat ini tinggal menunggu hasil cek laboratorium.

"Hanya kami masih melakukan evaluasi, hari ini kita cek laboratorium apakah darah putih sudah turun atau belum," jelas dokter Alexander.

Jika sel darah putih sudah menunjukkan penurunan, dokter memperkirakan pasien sudah bisa diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing pada Kamis (29/5/2025).

Salah satu korban, Herlina Lahabu, juga mengungkapkan kondisinya yang semakin membaik.

"Alhamdulillah sudah mulai membaik sedikit, saya sudah tidak merasakan BAB dan muntah," ujarnya.

Meski masih merasakan sedikit pusing, kondisinya jauh lebih baik dibandingkan saat pertama kali dilarikan ke rumah sakit tiga hari lalu akibat muntah dan diare terus-menerus.

Senada dengan Herlina, Sri Wahyuni, pasien lain yang berada di ruangan yang sama, juga menyatakan kondisinya yang membaik dan sedang menunggu keputusan dokter untuk diperbolehkan pulang.

Sri Wahyuni menceritakan gejala awal yang dialaminya setelah mengonsumsi makanan dari acara doa arwah, yaitu merasa mengantuk dan kemudian mulai muntah saat akan berbaring.

Ia mendesak pemerintah untuk segera melakukan pemeriksaan terhadap makanan daging yang diperjualbelikan oleh pedagang, khususnya penjual daging ayam.

"Khususnya penjual daging ayam itu diperiksa dulu," tegasnya.

Sri Wahyuni meyakini bahwa pihak keluarga yang menggelar acara doa arwah tidak mungkin melakukan hal yang membahayakan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved