Human Interest Story
Cerita Rahim Badu Mulai Banyak Undangan Untuk Pimpin Doa Arwah di Boalemo Gorontalo Jelang Ramadan
Cerita Rahim Badu seorang tokoh agama asal Desa Pangi, Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo yang makin banyak mendapatkan undangan
Penulis: Nawir Islim | Editor: Ponge Aldi
TRIBUNGORONTALO.COM -- Cerita Rahim Badu seorang tokoh agama asal Desa Pangi, Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo yang makin banyak mendapatkan undangan warga untuk memimpin doa arwah menjelang Ramadan.
Doa Arwah atau Mo'ngaruwah sendiri, dalam Bahasa Gorontalo adalah tradisi untuk mendoakan keluarga yang meninggal dunia.
Doa arwah dilaksanakan pada hari tertentu yakni hari ke 3, 5, 7,10, 20, 40, hingga 100 hari selepas orang meninggal dikebumikan.
Akan tetapi banyak masyarakat yang percaya, jika melakukan doa arwah menjelang puasa Ramadan, baik untuk para orang yang sudah meninggal.
"Selain untuk tetap mendoakan orang yang sudah meninggal, doa arwah ini juga untuk terus mengingatkan kita kepada orangtua atau saudara kita yang sudah meninggal dan ini selalu dibuat menjelang hari Ramadan," ungkap Rahim saat diwawancarai, pada Rabu (12/2/2025).
Rahim mengatakan bahwa banyak sekali masyarakat yang mengundangkan untuk memimpin doa.
"Mulai dari doa kubur hingga doa arwah dirumah, saya selalu diundang, yah ini juga untuk mendekatkan diri saya kepada Allah agar selalu mengingat akan mati," ujarnya.
Rahim mengatakan tidak pernah mematok harga untuk menjadi pemimpin doa.
"Apapun yang dikasih itu tentunya menjadi rejeki saya, dan saya pun walau tidak dikasih uang saya juga tidak mempermasalahkan hal tersebut," jelasnya.
Rahim merupakan imam masjid di Desa Pangi, ia juga sering mengisi kajian hingga perayaan adat-adat lainnya.
"Saya juga mengisi kegiatan Isra miraj atau meraji kemarin di masjid-masjid, bahkan saya pernah diundang hingga ke Paguyaman Pantai untuk menjadi penceramah di tujuh hari," ujarnya.
Rahim mengharapkan bahwa akan ada lagi generasi muda yang harus menggantikan dirinya kelak, mengingat usianya yang sudah tidak muda lagi.
"Usia saya sudah masuk 65 tahun, dan saya melihat sudah banyak anak muda yang jauh dari agama, saya harapkan semoga di masa depan nanti banyak anak muda yang bisa menggantikan saya, karena jika sudah habis, kasihan para warga yang nantinya tidak bisa didoakan lagi," pungkasnya
Ipda Oyong Abas Polisi Da'i dari Polres Boalemo Gorontalo, Hidayah Datang dari Pengalaman Pahit
Inilah profil Ipda Oyong Abas, seorang anggota Polri yang bertugas di Polres Boalemo.
| Kisah Iptu Reza Reyzaldy, Anak Pedagang Daging Kini Jabat Kasat Lantas Polres Bone Bolango Gorontalo |
|
|---|
| Dari Lapak Sederhana Hingga Anak Jadi TNI, Kisah Perjuangan Rusni Jualan Kopi di Pasar Gorontalo |
|
|---|
| Sosok Rusni Yunus Bilaleya, Ibu Penjual Kopi Gorontalo Sekolahkan Anak hingga Jadi TNI |
|
|---|
| Tuty Djali Isa Lulus PPPK Bone Bolango Gorontalo di Usia 57 Tahun, Mengabdi Sejak 2004 |
|
|---|
| Kisah Jon Puluhulawa, 20 Tahun Jadi Tukang Parkir Kini Tinggal Sebatang Kara |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/Rahim-Badu-pemangku-adat-dan-agama-di-Boalemo-dddd.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.