Pemilihan Presiden Amerika

Bagaimana Nasib Gaza setelah Donald Trump Menang di Pilpres AS?, Bisa Jadi Israel Punya Wilayah Baru

Calon presiden (Capres) Partai Republik, Donald Trump mengamankan kursi Gedung Putih setelah menang telak di Pilpres AS 2024.

Tangkap Layar
Donald Tump Full Senyum 

TRIBUNGORONTALO.COM-Calon presiden (Capres) Partai Republik, Donald Trump mengamankan kursi Gedung Putih setelah menang telak di Pilpres AS 2024.

Donald Trump membuat Capres dari Partai Demokrat, Kamala Harris bertekuk lutut setelah mengamankan 270 suara Electoral College.

Dengan kemenangan Trump ini, bagaimana nasib perang di Gaza antara Israel dengan Hamas? Memang kemungkinan nasib Timur Tengah menjadi agenda utama Trump setelah memenangkan pertarungan Pilpres AS 2024.

Mengakhiri perang di Gaza dan Lebanon serta mengintegrasikan Israel di Timur Tengah kemungkinan akan menjadi prioritas agenda Timur Tengah presiden terpilih.

"(Benjamin) Netanyahu akan menghadapi presiden yang jauh lebih keras daripada yang biasa dihadapinya, dalam artian saya rasa Trump tidak akan menoleransi perang dengan cara yang terjadi saat ini," kata Pemimpin Inisiatif Nasional Palestina, Mustafa Barghouti, dikutip dari CNN.

Barghouti menambahkan, bagi Palestina, hal ini tidak akan membuat perbedaan besar, karena kedua pemerintahan tersebut sepenuhnya bias" terhadap Israel.

Trump tidak ingin perang-perang tersebut "menjadi isu yang mendesak di mejanya" menjelang pelantikannya pada tanggal 20 Januari, kata Alon Pinkas, mantan diplomat Israel, kepada CNN.

Baca juga: Siswi SMP Tewas Tersengat Kawat Listrik Jebakan Tikus di Sawah, Begini Kronologinya

"Dia akan berkata: selesaikan saja; saya tidak membutuhkan ini," kata Pinkas.

Pinkas menyebut Trump kemungkinan akan meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk “mengumumkan kemenangan” dan kemudian mencapai kesepakatan melalui mediator.

Sepanjang kampanyenya, Trump tidak menyebutkan bagaimana ia akan menyikapi perang Israel-Hamas jika terpilih kembali. Pada bulan April lalu, Trump mengatakan bahwa Israel perlu "menyelesaikan apa yang telah mereka mulai".

Trump, kata Pinkas, “tidak peduli dengan masalah Palestina”.

Selama masa jabatan pertamanya, dia tidak mendukung dukungan AS yang sudah lama untuk negara Palestina yang merdeka, dengan mengatakan dia menginginkan solusi “yang disukai kedua belah pihak”.

Barghouti mengatakan, ada kekhawatiran bahwa Trump akan mengizinkan Israel mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel, yang akan menandai “berakhirnya solusi dua negara”.

Selama masa jabatan pertamanya, Trump mengambil beberapa langkah yang menguntungkan Israel.

Pada tahun 2017, ia mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, yang menjungkirbalikkan kebijakan AS dan konsensus internasional selama puluhan tahun.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved