Berita Internasional
Iran Intervensi Pemilu Amerika dengan Situs Berita Palsu, Sasar Kampanye Donald Trump
Iran, yang dikenal sering melakukan operasi pengaruh tersembunyi terhadap lawan-lawan politiknya, kini muncul sebagai salah satu ancaman disinformasi
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM -- Iran disebut berupaya mempengaruhi hasil pemilihan presiden Amerika Serikat dengan menggunakan situs berita palsu.
Menurut sejumlah pejabat dan peneliti AS, Iran juga disebut meningkatkan serangan siber yang menargetkan Donald Trump.
Trump, kandidat dari Partai Republik, juga melaporkan adanya ancaman terhadap keselamatannya dari pihak Iran.
Iran, yang dikenal sering melakukan operasi pengaruh tersembunyi terhadap lawan-lawan politiknya, kini muncul sebagai salah satu ancaman disinformasi terbesar menjelang pemilihan presiden AS yang akan diadakan pada 5 November.
Baca juga: Brasil Blokir X, Harus Bayar Rp 28 Miliar untuk Mengaktifkan
Pada Jumat (28/9/2024), Departemen Kehakiman AS mengumumkan dakwaan terhadap tiga warga negara Iran yang terlibat dalam kampanye peretasan yang luas.
Jaksa Agung Merrick Garland mengatakan bahwa ketiganya berupaya merusak kampanye pemilihan Trump.
Sejumlah situs palsu yang menyamar sebagai media berita telah beredar, dengan laporan-laporan yang mengkritik Trump.
Para peneliti disinformasi mengungkap bahwa sebagian besar konten yang disebarkan oleh situs-situs ini tampaknya dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang murah dan mudah diakses.
“Situs-situs ini mencerminkan kedalaman dan koordinasi operasi pengaruh Iran untuk memengaruhi pemilih AS,” kata Dina Sadek, seorang peneliti di Atlantic Council’s Digital Forensic Research Lab (DFRLab), kepada AFP.
DFRLab juga merilis laporan yang memperingatkan bahwa “operasi yang dipimpin oleh pemerintah Iran meningkat secara signifikan menjelang pemilu 2024.”
Salah satu situs yang diungkap oleh Microsoft Threat Analysis Center (MTAC) adalah NioThinker, yang menyebut dirinya sebagai destinasi utama untuk berita progresif.
Dalam beberapa bulan terakhir, situs ini semakin fokus pada pemilu AS, dengan konten berupa artikel panjang bernada sarkasme yang menghina Trump.
Selain itu, lembaga kajian Foundation for Defense of Democracies (FDD) juga mengidentifikasi situs buatan Iran lainnya bernama Afromajority, yang secara khusus menargetkan pemilih Afrika-Amerika.
Situs ini memuat konten yang sering mengkritik Trump dan mendukung kandidat dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris.
Menurut FDD, setidaknya ada delapan dari total 19 situs yang berbahasa Inggris yang fokus pada pemilu AS. Banyak dari situs-situs ini menargetkan kelompok pemilih utama seperti komunitas Afrika-Amerika dan Hispanik.
Ancaman Serius Terhadap Pemilu AS
Salah satu situs lain yang ditemukan adalah Westland Sun, yang tampaknya fokus pada isu-isu terkait Muslim di negara bagian Michigan, tempat komunitas besar Arab-Amerika tinggal.
Selain itu, MTAC mengungkap bahwa aktor Iran juga meluncurkan situs-situs yang menargetkan kelompok pemilih konservatif, seperti Savannah Time, yang berfokus pada politik Partai Republik dan isu-isu LGBTQ.
Dina Sadek menjelaskan bahwa situs-situs ini merupakan bagian dari operasi pengaruh Iran yang telah berjalan setidaknya sejak 2020 dan mencakup beberapa bahasa.
Pada hari Rabu (tanggal spesifik), Donald Trump mengungkapkan bahwa terdapat “ancaman besar” terhadap nyawanya dari Iran.
Namun, pemerintah Iran membantah tuduhan bahwa mereka berencana untuk membunuh Trump.
Pada 13 Juli lalu, media AS melaporkan bahwa otoritas keamanan telah menerima intelijen terkait dugaan plot dari Iran untuk membunuh Trump, setelah seorang pria bersenjata melukai Trump dalam sebuah kampanye di Pennsylvania.
Selain Iran, pejabat AS juga memperingatkan adanya upaya dari Rusia untuk turut memengaruhi hasil pemilu.
MTAC melaporkan awal bulan ini bahwa operator Rusia meningkatkan kampanye disinformasi yang ditujukan untuk merusak kampanye Kamala Harris, dengan menyebarkan video yang penuh dengan teori konspirasi.
Hal ini mengikuti tuduhan dari pemerintah AS bahwa badan berita milik negara Rusia, RT, berusaha memengaruhi pemilu AS, yang kemudian memicu pemberlakuan sanksi terhadap beberapa editor seniornya oleh Washington.
Dengan semakin canggihnya teknologi yang digunakan untuk menyebarkan disinformasi, seperti alat generatif AI yang mampu menciptakan konten palsu secara efisien, ancaman dari negara asing seperti Iran dan Rusia menjadi lebih sulit untuk dilawan.
Pemerintah AS telah meningkatkan pengawasan dan langkah-langkah keamanan siber, namun tantangan ini tetap besar, terutama karena keterlibatan pihak-pihak asing yang mencoba memengaruhi hasil pemilihan di negara tersebut.
Operasi pengaruh Iran dan Rusia ini menciptakan ancaman nyata bagi integritas proses demokrasi AS, dengan menargetkan kelompok-kelompok pemilih kunci dan menggunakan propaganda untuk menciptakan ketidakpercayaan terhadap para kandidat, khususnya Trump dan Harris.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/Donald-Trump-saat-berkampanye-untuk-memenangkan-Pemilihan-Presiden-Pilpres-Amerika-Serikat.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.