Update Kabar Dunia

Serangan Mematikan di Poltava, Rusia Hantam Institut Militer, 41 Orang Tewas

Serangan ini menargetkan Institut Militer Komunikasi di kota tersebut, dan menjadi bagian dari intensifikasi serangan Rusia yang semakin brutal di ten

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
Getty
Ukraina mengutuk Rusia atas serangan yang baru-baru ini dilakukan. 

TRIBUNGORONTALO.COM - Dalam serangan paling mematikan tahun ini, setidaknya 41 orang tewas dan lebih dari 180 lainnya terluka ketika Rusia melancarkan serangan rudal balistik terhadap sebuah institut militer di Poltava, Ukraina.

Serangan ini menargetkan Institut Militer Komunikasi di kota tersebut, dan menjadi bagian dari intensifikasi serangan Rusia yang semakin brutal di tengah konflik yang sudah berlangsung lebih dari dua setengah tahun.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, mengutuk keras serangan ini dan berjanji akan meminta pertanggungjawaban Rusia.

"Rusia ini pasti akan dimintai pertanggungjawaban atas serangan ini," tegasnya dalam sebuah video yang diunggah di Telegram.

Serangan ini tidak hanya merusak bangunan, tetapi juga menjebak banyak orang di bawah reruntuhan, yang kini terus diupayakan penyelamatannya oleh tim penyelamat Ukraina.

Serangan ini datang di tengah meningkatnya ketegangan antara Ukraina dan Rusia, dengan serangan balasan Ukraina yang juga menargetkan wilayah Rusia, termasuk kilang minyak dan pembangkit listrik di dekat Moskow.

Zelenskiy sekali lagi menyerukan bantuan dari sekutu Barat untuk memperkuat pertahanan udara Ukraina dan memungkinkan serangan lebih dalam ke wilayah Rusia untuk menghentikan teror yang terus berlanjut.

Serangan ini juga mengingatkan dunia akan dampak brutal dari konflik yang berkepanjangan, di mana nyawa tak berdosa terus terenggut setiap harinya.

Pemerintah setempat di Poltava telah mengumumkan tiga hari berkabung, sementara identitas para korban masih belum diungkapkan.

Dalam upaya penyelamatan, 25 orang berhasil dikeluarkan dari reruntuhan, namun pekerjaan masih jauh dari selesai.

Serangan ini menunjukkan betapa gentingnya situasi di Ukraina, dan betapa perlunya dukungan internasional untuk menghentikan kekerasan yang terus meningkat.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved