Update Kabar Dunia
Komandan Senior Hezbollah Tewas dalam Serangan Udara Israel di Beirut
Serangan ini dilakukan sebagai balasan atas serangan roket lintas perbatasan yang terjadi tiga hari sebelumnya, yang menewaskan 12 orang dan dituduhka
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM – Militer Israel mengumumkan telah membunuh komandan senior Hezbollah dalam serangan udara di Beirut pada hari Selasa.
Serangan ini dilakukan sebagai balasan atas serangan roket lintas perbatasan yang terjadi tiga hari sebelumnya, yang menewaskan 12 orang dan dituduhkan pada kelompok bersenjata Lebanon tersebut.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan bahwa serangan itu menewaskan Fuad Shukr, yang disebutnya memiliki "darah banyak warga Israel di tangannya."
Baca juga: Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, Tewas dalam Serangan Udara Israel di Teheran
"Malam ini, kami telah menunjukkan bahwa darah rakyat kami memiliki harga, dan tidak ada tempat yang tidak bisa dijangkau oleh pasukan kami untuk tujuan ini," kata Gallant.
Hingga kini, belum ada tanggapan langsung dari Hezbollah. Kelompok tersebut telah membantah keterlibatan dalam serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada hari Sabtu yang menewaskan 12 pemuda di lapangan sepak bola di desa Druze, Majdal Shams.
Seorang sumber keamanan senior dari negara lain di kawasan tersebut mengonfirmasi bahwa Shukr meninggal karena luka-luka yang dideritanya dalam serangan tersebut.
Militer Israel mengatakan bahwa Shukr adalah pembantu utama Sekretaris Jenderal Hezbollah, Hassan Nasrallah.
Shukr juga merupakan penasihat untuk operasi perang dan bertanggung jawab atas serangan hari Sabtu.
Serangan Israel di pinggiran selatan Beirut juga menewaskan tiga warga sipil, termasuk dua anak-anak, menurut sumber medis dan keamanan yang berbicara kepada Reuters.
TV Al Manar Lebanon mengutip pernyataan kementerian kesehatan Lebanon yang melaporkan bahwa 74 orang terluka dan tiga orang tewas dalam serangan tersebut.
Gambar yang beredar menunjukkan pekerja pertahanan sipil memeriksa korban di antara reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada 30 Juli 2024.
Kekhawatiran tentang Eskalasi
Hezbollah membantah keterlibatan dalam serangan tersebut, tetapi mengaku menembakkan roket ke target militer di Dataran Tinggi Golan.
Pembunuhan para pemuda itu mendorong diplomasi tingkat tinggi dari Barat untuk mencegah eskalasi besar yang dapat memicu ketegangan lebih luas di Timur Tengah.
Koordinator Khusus PBB, Jeanine Hennis-Plasschaert, menyerukan ketenangan di tengah meningkatnya ketegangan dan meminta Israel dan Lebanon untuk menjelajahi semua jalur diplomatik untuk mengakhiri permusuhan.
"Tidak ada yang namanya solusi militer," katanya dalam sebuah pernyataan.
Serangan di Beirut pada hari Selasa memicu kecaman luas dari pejabat Lebanon serta kelompok Hamas di Gaza, Houthi di Yaman, Suriah, dan Iran.
Gedung Putih, yang sebelumnya juga menyalahkan Hezbollah atas serangan hari Sabtu, menegaskan kembali komitmennya terhadap keamanan Israel terhadap "semua ancaman yang didukung Iran, termasuk Hezbollah" dan mengatakan bahwa pihaknya sedang bekerja untuk mencari solusi diplomatik.
Militer Israel mengatakan bahwa mereka tidak mengeluarkan instruksi baru untuk pertahanan sipil di Israel, yang mungkin mengindikasikan bahwa Israel tidak merencanakan serangan lebih lanjut dalam waktu dekat.
Channel 12 TV mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Israel tidak menginginkan perang besar-besaran.
Media Israel melaporkan bahwa tergantung pada reaksi Hezbollah, militer menganggap serangan di Beirut sebagai penutup tanggapan terhadap serangan di Dataran Tinggi Golan.
Sepanjang hari, sekitar 25 roket diluncurkan dari selatan Lebanon ke utara Israel, kata militer Israel.
Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib, mengatakan pemerintahnya mengutuk serangan Israel dan berencana mengajukan keluhan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Kami tidak menyangka mereka akan menyerang Beirut, dan mereka menyerang Beirut," katanya kepada Reuters, berharap tanggapan Hezbollah tidak akan memicu eskalasi.
"Mudah-mudahan tanggapan apa pun akan proporsional dan tidak lebih dari itu, sehingga gelombang pembunuhan, penyerangan, dan pengeboman ini akan berhenti," tambahnya.
Hezbollah dan Israel, yang terakhir kali bertempur pada tahun 2006, telah saling menembak sejak pecahnya konflik Gaza pada bulan Oktober, setelah Hezbollah mulai menembaki target Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.
Permusuhan sebagian besar terbatas pada wilayah perbatasan dan kedua belah pihak sebelumnya telah mengindikasikan bahwa mereka tidak mencari konfrontasi yang lebih luas meskipun konflik tersebut telah menimbulkan kekhawatiran tentang risiko perang.(*)
Helikopter Israel Jatuh di Jalur Gaza, 2 Tentara Tewas dan 7 Terluka |
![]() |
---|
Amerika Berencana Izinkan Ukraina Serang Rusia Pakai Rudal Jarak Jauh |
![]() |
---|
Google dan Apple Kalah di Pengadilan Eropa soal Perpajakan |
![]() |
---|
Pengisi Suara Darth Vader Star Wars Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Iran Diduga Kirim Rudal Balistik ke Rusia, Amerika Siapkan Respons Berat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.