Update Kabar Dunia

Komandan Senior Hezbollah Tewas dalam Serangan Udara Israel di Beirut

Serangan ini dilakukan sebagai balasan atas serangan roket lintas perbatasan yang terjadi tiga hari sebelumnya, yang menewaskan 12 orang dan dituduhka

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
Kolase TribunGorontalo.com
Fuad Shukr, komandan senior Hezbollah yang tewas dalam serangan udara di Beirut pada hari Selasa (30/7/2024). 

"Tidak ada yang namanya solusi militer," katanya dalam sebuah pernyataan.

Serangan di Beirut pada hari Selasa memicu kecaman luas dari pejabat Lebanon serta kelompok Hamas di Gaza, Houthi di Yaman, Suriah, dan Iran.

Gedung Putih, yang sebelumnya juga menyalahkan Hezbollah atas serangan hari Sabtu, menegaskan kembali komitmennya terhadap keamanan Israel terhadap "semua ancaman yang didukung Iran, termasuk Hezbollah" dan mengatakan bahwa pihaknya sedang bekerja untuk mencari solusi diplomatik.

Militer Israel mengatakan bahwa mereka tidak mengeluarkan instruksi baru untuk pertahanan sipil di Israel, yang mungkin mengindikasikan bahwa Israel tidak merencanakan serangan lebih lanjut dalam waktu dekat.

Channel 12 TV mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Israel tidak menginginkan perang besar-besaran.

Media Israel melaporkan bahwa tergantung pada reaksi Hezbollah, militer menganggap serangan di Beirut sebagai penutup tanggapan terhadap serangan di Dataran Tinggi Golan.

Sepanjang hari, sekitar 25 roket diluncurkan dari selatan Lebanon ke utara Israel, kata militer Israel.

Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib, mengatakan pemerintahnya mengutuk serangan Israel dan berencana mengajukan keluhan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Kami tidak menyangka mereka akan menyerang Beirut, dan mereka menyerang Beirut," katanya kepada Reuters, berharap tanggapan Hezbollah tidak akan memicu eskalasi.

"Mudah-mudahan tanggapan apa pun akan proporsional dan tidak lebih dari itu, sehingga gelombang pembunuhan, penyerangan, dan pengeboman ini akan berhenti," tambahnya.

Hezbollah dan Israel, yang terakhir kali bertempur pada tahun 2006, telah saling menembak sejak pecahnya konflik Gaza pada bulan Oktober, setelah Hezbollah mulai menembaki target Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.

Permusuhan sebagian besar terbatas pada wilayah perbatasan dan kedua belah pihak sebelumnya telah mengindikasikan bahwa mereka tidak mencari konfrontasi yang lebih luas meskipun konflik tersebut telah menimbulkan kekhawatiran tentang risiko perang.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved