Longsor Tambang Emas Suwawa

Pencarian Korban Longsor Tambang Suwawa Gorontalo Dihentikan, Dapur Umum Ditutup Sejak Sabtu Siang

Dapur umum pencarian korban longsor tambang ilegal di Suwawa, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Sabtu (13/7/2024), pukul 12:00 Wita.

Penulis: Fernandes Siallagan | Editor: Ponge Aldi
TRIBUNGORONTALO/HERJIANTO TANGAHU
Suasana dapur umum pencarian korban longsor Tambang Suwawa Gorontalo, peralatan sudah diangkut dan dirapikan, Sabtu (13/7/2024) Siang. 

TRIBUNGIRONTALO.COM, Gorontalo -- Dapur umum pencarian korban longsor tambang ilegal di Suwawa, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Sabtu (13/7/2024), pukul 12:00 Wita.

Penutupan tersebut berhubungan dengan pengumuman dihentikannya pencarian korban longsor Tambang Suwawa, Provinsi Gorontalo.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Gorontalo, Bambang Trihandoko mengatakan pihaknya telah berusaha maksimal dalam mendukung pencarian.

Bahkan dalam sehari, dapur umum memproduksi hampir dua ribu makanan siap saji.

Sebab pengantaran makanan bukan hanya untuk Posko SAR Terpadu, melainkan sampai di Titik Bor serta pos-pos pencarian.

"Pagi kita buat sampai seribu bungkus, termasuk untuk ke pos-pos pencarian. Siang lima ratus, malam lima ratus," rinci Bambang kepada TribunGorontalo.com, Sabtu (13/7/2024).

Bambang menyebutkan di dapur umum tersebut tergabung dari beberapa relawan dari instansi pemerintah maupun masyarakat sekitar.

"Jadi kita dibantu teman-teman kabupaten, dinas sosial, tagana, dan masyarakat di sini," lanjutnya.

Bambang mengatakan kegiatan di dapur umum merupakan bentuk langsung dari budaya Indonesia yaitu gotong royong.

Mereka turut memanfaatkan tenaga ojek sekitar untuk mengantarkan makanan yang sulit dijangkau langsung.

Sedikitnya 25 tukang ojek mengantarkan makanan beberapa kali selama pencarian saat helikopter tidak dapat diterbangkan.

Selama terbuka, dapur umum beroperasi dari pagi hingga malam. Karena produksi dalam jumlah besar.

Sri Wahyuni Tolago (29) Relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) menyebutkan harus curi-curi waktu untuk tidur.

Bahkan dalam sehari tidurnya hanya sekitar 3-4 jam. Waktu itu jika diakumulasi olehnya selama tujuh hari terakhir.

"Paling sering curi waktu kalau sudah siang, karena baru pengantaran makanan. Kalau malam lebih sulit karena sampai seribu harus selesai di pagi hari," kata Wahyuni. 

Pencarian Korban Dihentikan

Tim SAR gabungan akan menghentikan pencarian korban longsor tambang emas ilegal di Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo pada Sabtu 13 Juli 2024

Keputusan penghentian pencarian tersebut diputuskan oleh pemerintah Kabupaten Bone Bolango, Pemprov Gorontalo, Polda Gorontalo, Korem 133/NW, Basarnas, dan sejumlah forkopimda dan organisasi perangkat daerah (OPD). 

"Dihentikan setelah tujuh hari tanggap darurat operasi pencarian, sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) Basarnas," ujar Rudi Salahudin, Pj Gubernur Gorontalo

Hal itu kata Rudi, dengan mempertimbangkan sejumlah indikator dalam proses pencarian. 

"Tujuh hari ini sudah tidak efektif lagi, dan juga tidak ada lagi tanda-tanda yang masih hidup," ungkapnya. 

Tindak lanjut setelah penutupan pencarian, menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten Bone Bolango.

Rudi menyebut, Bupati Bone Bolango Merlan Uloli, harus berkoordinasi lebih lanjut dengan Kepala Kantor SAR Gorontalo, Heriyanto. 

"Selain itu kita juga sudah sepakati untuk mengundang seluruh keluarga korban, yang berstatus masih dalam pencarian," imbuhnya. 

Hal itu menjadi kelengkapan administrasi penutupan proses pencarian. Bupati Bone Bolango Merlan Uloli meminta maaf atas segala kekurangan dalam proses pencarian. 

"Logistik dan lain sebagainya, keuangan daerah kami sangat terbatas," tukasnya. 

Dia meminta maaf atas segala kesalahan yang dilakukan oleh OPD-OPD Teknisi, yang menangani masalah tersebut. 

"Ini kejadian yang betul-betul di luar kemampuan kami," curhat Merlan. 

Diketahui, longsor terjadi di tambang emas ilegal di Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango pada Minggu (7/7/2024) subuh.

Data dihimpun TribunGorontalo.com,pada Jumat (12/7/2024), korban meninggal sudah mencapai 26-27 orang sedangkan korban hilang mencapai 31 orang.

Lokasi kejadian berada di Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango. Berjarak sekitar 50 kilometer dari ibu kota Provinsi Gorontalo.

Kepala Desa Tulabolo Kambang Maki mengatakan, longsor diawali banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur desa tersebut.

Evakuasi korban melibatkan tim dari Basarnas bersama puluhan polisi dan prajurit TNI serta relawan.

Proses evakuasi terkendala karena sulitnya akses kendaraan bermotor mencapai lokasi longsor.

Apalagi akibat longsor itu, jembatan penghubung antara lokasi tambang dan pemukiman penduduk pun ambruk.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved