Ketupat Gorontalo 2024
Sejarah Singkat Masyarakat Jawa Tondano yang Prakarsai Tradisi Lebaran Ketupat di Gorontalo
Hari Ketupat merupakan tradisi di mana masyarakat berbondong-bondong silaturahmi ke rumah-rumah warga.
Penulis: Nawir Islim | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Boalemo – Hari Ketupat merupakan tradisi di mana masyarakat berbondong-bondong silaturahmi ke rumah-rumah warga.
Tanpa mengenal keluarga atau kerabat, para pengunjung disambut hangat dan dijamu oleh tuan rumah.
Mereka diberikan jamuan berupa ketupat hingga dodol.
Di Gorontalo, tradisi ini disinyalir diprakarsai oleh masyarakat Jawa Tondano (Jaton). Hal itu diungkapkan Muhamad Asnawi, warga asli Jaton.
Masyarakat Jawa Tondano disebut sebagai keturunan para pengikut setia perang Diponegoro (1825-1830) dengan Kyai Modjo sebagai panglima perang yang dibuang ke Minahasa.
Kemudian mereka menikah dengan perempuan Minahasa dan menetap di Gorontalo.
Hingga 1940, saat itu suku jaton yang dipimpin oleh Kusno Danupoyo mendampingi pahlawan nasional Nani Wartabone sebagai ahli strategi dalam perang mengusir penjajah di Gorontalo.
Awalnya, Raden Kusno Danupoyo merupakan seorang pengajar di Desa Yosonegoro, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo pada tahun 1920.
Kemudian setelah perang, Keluarga Jaton tersebar keseluruh penjuru dan pertama kali menginjakan kaki di Boalemo yakni di Desa Rejonegoro, Kecamatan Paguyaman.
Suki Jawa Tondano kemudian bermigrasi lagi sampai ke Kecamatan Mananggu pada 1952.
Saat itu Kecamatan Mananggu masih dua desa yakni Desa Tabulo dan Desa Salilama.
Selanjutnya para suku Jaton bertempat di dusun dewu atau yang sekarang telah menjadi Desa Buti yang terkenal dengan tradisi Jaton serta makanan ketupatnya.
Jaton berada di bawah pimpinan Basirun Hanafi dan kemudian memperkenalkan tradisi hadrah dan juga lebaran ketupat di Kecamatan Mananggu.
Penyuluh suku budaya tersebut mengatakan tradisi hadrah sudah menjadi kesenian yang melekat di Kecamatan Mananggu.
"Hadrah sendiri dari turun-temurun sudah menjadi kesenian yang melekat di warga Mananggu, bahkan sekarang para seniman hadrah di Mananggu merupakan orang Gorontalo asli," ungkapnya kepada TribunGorontalo.com, Rabu (17/4/2024).
Baca juga: Viral Bupati hingga Sekda Bone Bolango Menangis Terisak saat Hamim Pou Tiba di Lapas Gorontalo
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.