Kabar International
Sekutu AS di Asia Pasifik Was-was akan Hasil Pemilihan Taiwan
Para ahli di Jepang dan Filipina mengatakan bahwa presiden terpilih Taiwan selanjutnya diharapkan dapat mempertahankan status quo.
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM -- Sekutu Amerika Serikat (AS) di Asia Pasifik akan mengamati hasil pemilihan presiden Taiwan pada Sabtu (14/1/2024) waktu setempat.
Para sekutu ini dengan cermat, mencari tanda-tanda kelanjutan perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
Para ahli di Jepang dan Filipina mengatakan bahwa presiden terpilih Taiwan selanjutnya diharapkan dapat mempertahankan status quo.
Pemimpin di Taipei menghadapi pertanyaan abadi apakah harus menyesuaikan diri atau menentang Republik Rakyat Tiongkok (RRT), yang mengklaim pulau tersebut sebagai miliknya meskipun tidak memiliki yurisdiksi praktis.
Keseimbangan tersebut semakin sulit dijaga di tengah persaingan kekuatan besar antara Beijing dan Washington, yang terakhir menjadi pendukung internasional terkuat bagi Taiwan.
Jepang Berharap PPD Tidak Membuat Langkah Proaktif Menuju Kemerdekaan
Yoichiro Sato, dekan College of Indo-Pacific Studies di Ritsumeikan Asia Pacific University Jepang, mengatakan sentimen politik Jepang secara umum mendukung Partai Progresif Demokratik Taiwan (PPD).
Tetapi Tokyo berharap agar PPD tidak membuat langkah proaktif menuju kemerdekaan formal Taiwan yang jelas-jelas akan menyebabkan perang.
Baca juga: Inggris Janjikan Bantuan Militer £2,5 Miliar dan Drone untuk Ukraina
"Beberapa konservatif pro-Taiwan secara ideologis mendorong dorongan Taiwan untuk merdeka. Namun, mereka adalah minoritas kecil. Konservatif yang lebih pragmatis berhati-hati untuk mendorong Taiwan terlalu jauh dan terjebak dalam ikut serta dalam perang untuk membela Taiwan dari invasi RRT," kata Sato kepada Newsweek, dikutip TribunGorontalo.com, Jumat (12/1/2024).
Kandidat presiden dari PPD, Lai Ching-te, yang saat ini menjabat sebagai wakil presiden Taiwan, mengatakan dalam acara prapemilihan pekan ini bahwa jika terpilih, ia akan melanjutkan kebijakan moderat Presiden Tsai Ing-wen, termasuk upaya untuk mempertahankan status quo di Selat Taiwan.
KMT Juga Tegaskan Perlunya Mempertahankan Status Quo
Partai oposisi Kuomintang (KMT), yang mencalonkan Wali Kota New Taipei Hou Yu-ih untuk memimpin, juga telah menegaskan perlunya mempertahankan status quo dan meningkatkan pertahanan Taiwan untuk mencegah agresi militer Tiongkok.
Pada hari Kamis, Hou mengatakan dalam konferensi pers di ibu kota Taiwan bahwa ia tidak akan mengejar pembicaraan unifikasi dengan Tiongkok dalam upaya untuk menjelaskan posisi sejarah partainya dalam hubungan dengan daratan utama.
Baca juga: Historis! Pasukan Etnis dan Junta Myanmar Sepakat Gencatan Senjata Dimediasi Tiongkok
Hou juga menjauhkan diri dari pernyataan terbaru oleh Mantan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou, juga dari KMT, yang mengatakan bahwa rakyat Taiwan dapat menerima unifikasi dengan Tiongkok di bawah kondisi tertentu.
"Anda tidak akan pernah menang. Mereka terlalu besar, terlalu kuat dari pada kita," kata Ma.
| Panduan Haji 16 Bahasa Diluncurkan, Kementerian Arab Saudi Permudah Ibadah Jutaan Jamaah |
|
|---|
| AS Jatuhkan Sanksi ke Rusia dan Korea Utara Atas Penggunaan Rudal Balistik |
|
|---|
| Presiden Korea Utara, Kim Jong Un Janji akan Habisi Amerika dan Korsel Jika Terus Memprovokasi |
|
|---|
| Ratu Margrethe II Denmark Mengundurkan Diri Setelah 52 Tahun Berkuasa |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/Seorang-pendukung-Lai-Ching-te.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.