Kabar Internasional
Historis! Pasukan Etnis dan Junta Myanmar Sepakat Gencatan Senjata Dimediasi Tiongkok
Kesepakatan ini merupakan tonggak penting dalam upaya untuk mengakhiri perang saudara yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Myanmar.
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM -- Sebuah kesepakatan gencatan senjata telah dicapai antara aliansi pasukan etnis minoritas di utara Myanmar dan junta militer yang berkuasa.
Hal itu dikonfirmasi oleh seorang pemimpin dari salah satu kelompok, TNLA sebagaimana dikutip dari trtworld.com, Jumat (12/1/2024).
Pemimpin tersebut menambahkan bahwa perundingan melibatkan utusan dari Tiongkok sebagai mediator.
Kesepakatan ini merupakan tonggak penting dalam upaya untuk mengakhiri perang saudara yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Myanmar.
Konflik ini telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan jutaan orang mengungsi.
Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi ke Rusia dan Korea Utara Atas Penggunaan Rudal Balistik
Junta militer yang menggulingkan pemerintahan terpilih pada tahun 2021 telah menghadapi perlawanan dari pemberontak yang bertarung untuk mengakhiri kendali militer atas wilayah mereka sejak akhir Oktober.
Kekerasan intens terjadi di sepanjang perbatasan utara dengan Tiongkok. Serangan bersama ini menjadi tantangan perang terbesar bagi militer sejak kudeta.
Berimbas pada gangguan perdagangan perbatasan dan potensi gelombang pengungsi.
"Dalam perundingan yang difasilitasi oleh utusan Tiongkok, Deng Xi Jin, Aliansi Tiga Saudara setuju untuk gencatan senjata tanpa adanya kemajuan lebih lanjut," ungkap pemimpin TNLA yang tidak ingin disebutkan namanya.
Baca juga: Benda-benda Tinggalan Masa Lalu Ditemukan di Kota Tua Paguat Gorontalo
Dari pihak aliansi, kesepakatan ini adalah untuk menahan serangan ofensif terhadap kamp atau kota musuh. Dari pihak militer, kesepakatan ini adalah untuk tidak melancarkan serangan melalui serangan udara, pemboman, atau senjata berat.
Hingga saat ini, junta militer Myanmar belum memberikan konfirmasi terkait kesepakatan tersebut.
Sementara itu, kelompok lain dalam aliansi ini, yaitu Aliansi Pasukan Demokratis Nasional Myanmar (MNDAA) dan Tentara Rakhine (AA), belum memberikan tanggapan terhadap permintaan komentar mengenai perundingan tersebut.
Kesepakatan gencatan senjata ini disambut baik oleh berbagai pihak, termasuk PBB, AS, dan negara-negara tetangga Myanmar.
PBB menyerukan kedua belah pihak untuk menghormati kesepakatan tersebut dan melanjutkan negosiasi untuk mencapai perdamaian yang abadi.
Baca juga: Kasman 3 Kali Digigit Kobra saat Tidur, Ularnya Mati, Ini Kondisi Korban
AS juga menyambut baik kesepakatan tersebut dan mendesak kedua belah pihak untuk memanfaatkan momentum ini untuk mencapai solusi politik yang adil dan berkelanjutan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/Myanmar-Ethnic-Rebels.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.