Kabar Internasional

Pesawat Ditumpangi 180 Orang Mendarat Darurat karena Jendela Pecah dan Badan Pesawat Terlepas

Pendaratan darurat itu dilakukan setelah jendela dan sepotong badan pesawat Boeing 737 MAX 9 terlepas selama penerbangan.

|
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
DOC
Alaska Airlines. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Sebuah insiden dramatis terjadi ketika pesawat penumpang Alaska Airlines, yang beroperasi di Amerika Serikat, terpaksa melakukan pendaratan darurat di negara bagian Oregon.

Pendaratan darurat itu dilakukan setelah jendela dan sepotong badan pesawat Boeing 737 MAX 9 terlepas selama penerbangan.

Beruntung, tidak ada laporan cedera pada hampir 180 penumpang dan awak pesawat.

Kejadian ini terjadi pada Jumat malam (5/1/2024) di negara bagian Oregon, tepatnya di pesisir Pantai Pasifik.

Sekitar 35 menit setelah lepas landas, jendela pesawat dan sebagian badan pesawat mengalami kejadian tidak terduga.

Baca juga: Pohuwato Waspada Bencana di Musim Penghujan, Banjir hingga Pohon Tumbang

Menurut laporan, tidak ada penumpang yang berada di bagian pesawat di mana jendela tersebut pecah.

Dalam sebuah pernyataan resmi, Alaska Airlines mengonfirmasi bahwa pesawat berhasil mendarat dengan selamat, membawa 171 penumpang dan enam anggota kabin.

Alaska Airlines juga mengumumkan bahwa keenam puluh lima pesawat Boeing 737 MAX 9 milik mereka akan ditempatkan sementara waktu untuk dilakukan pemeriksaan menyeluruh.

Proses pemeriksaan ini diperkirakan akan memakan beberapa hari.

Menurut sumber resmi maskapai, pengawas Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) sedang melakukan penyelidikan terhadap kejadian ini.

"Hatiku turut berduka cita bagi mereka yang berada dalam penerbangan ini. Saya sangat menyesal atas pengalaman yang Anda alami. Saya bersyukur atas respons cepat dari pilot dan awak kabin kami," kata Ben Minicucci, Presiden dan CEO Alaska Airlines.

Baca juga: Pelipatan Surat Suara Pemilu 2024 di Pohuwato Dilakukan dengan Ketat

"Kami memiliki tim di lapangan di Portland yang membantu penumpang dan sedang bekerja keras untuk mendukung para tamu yang akan melakukan perjalanan dalam beberapa hari ke depan," katanya. 

Kejadian ini juga membangkitkan kembali keprihatinan terkait keselamatan pesawat Boeing 737 MAX.

Sebelum pandemi pada tahun 2020, pesawat ini telah menjadi sorotan karena keprihatinan keselamatan dan rangkaian kecelakaan, termasuk kecelakaan di Indonesia pada tahun 2018 dan Ethiopia pada tahun 2019 yang merenggut 346 nyawa.

Seluruh pesawat model Max di-ground di seluruh dunia selama hampir dua tahun untuk melakukan perubahan pada sistem kontrol penerbangan otomatis yang menyebabkan hidung pesawat menurun berdasarkan pembacaan sensor yang salah.

Perusahaan mengalami kerugian finansial yang signifikan dan menghadapi sejumlah gugatan dari keluarga korban.(*)

++Sumber aa.com.tr

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved