Perang Rusia Ukraina
Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-391: Uni Eropa Sepakat untuk Pasok 1 Juta Peluru ke Ukraina
Update perang Rusia vs Ukraina hari ke-391, Selasa (21/3/2023): Uni Eropa (UE) capai kesepakatan untuk memasok 1 juta peluru ke Kyiv.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
“Kami tidak ragu bahwa mereka akan memberikan dorongan baru yang kuat untuk seluruh kerja sama bilateral,” tulis Putin dalam sebuah artikel yang ditulis untuk sebuah surat kabar China dan diterbitkan oleh Kremlin pada Minggu (19/3/2023).
Putin menyatakan hubungan Sino-Rusia berada "pada titik tertinggi".
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-374: Bos Wagner Minta Zelensky Tinggalkan Kota Bakhmut
Sebagaimana diketahui China tidak mengecam perang Rusia di Ukraina atau menyebutnya sebagai invasi meskipun telah mengkritik sanksi internasional yang dikenakan kepada pemerintahan Putin dan beberapa tokoh politik dan militer yang paling menonjol.
Untuk diketahui, selain menemui Putin, Xi Jinping juga dapat mengadakan diskusi telepon dengan Zelensky setelah kunjungannya ke Moskow, menurut laporan.
Zelensky memberikan dukungan yang memenuhi syarat untuk rencana perdamaian ketika dirilis pada bulan Februari dengan mencatat perlunya menghormati integritas teritorial Ukraina.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-373: Gegara China, FMM G20 Gagal Capai Konsensus soal Invasi
Menlu China Qin Gang mengadakan percakapan telepon yang jarang dengan Menlu Ukraina Dmytro Kuleba pekan lalu untuk mendesak solusi politik, mengatakan Beijing khawatir perang bisa lepas kendali.
Qin lantas mendesak Ukraina untuk mencari solusi politik dengan Rusia.
China, kata Qin kepada Kuleba, "selalu menjunjung tinggi sikap objektif dan adil dalam masalah Ukraina".
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-372: Putus Asa, Kyiv Sarankan Pasukannya Mundur dari Bakhmut
Pada gilirannya, Kuleba menegaskan kembali pentingnya integritas teritorial dan poin-poin penting dari rencana perdamaian Zelensky, yang mencakup pemulihan perbatasan Ukraina, penarikan militer Rusia, dan penghentian semua pertempuran.
Berdasarkan Rossiiskaya Gazeta, Xi Jinping mengatakan bahwa perjalanannya ke Rusia bertujuan untuk memperkuat persahabatan antara kedua negara, “kemitraan menyeluruh dan interaksi strategis”, di dunia yang terancam oleh “tindakan hegemoni, despotisme, dan intimidasi”.
“Tidak ada model pemerintahan universal dan tidak ada tatanan dunia di mana kata yang menentukan adalah milik satu negara,” tulis Xi Jinping.
“Solidaritas global dan perdamaian tanpa perpecahan dan pergolakan adalah kepentingan bersama seluruh umat manusia.” imbuhnya.
(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.